A L

ardhi.lizet@yahoo.com @ardhi_lizet ardhi.lizet@gmail.com

Rabu, 15 Juli 2015

SETENGAH PUTARAN



SETENGAH PUTARAN
PENGERTIAN SETENGAH PUTARAN
Defenisi 3.1
Misalkan v bidang Eculid dan A titik tertentu pada bidang v. setengah putaran pada titik A adalah  yang didefenisikan untuk setiap titik P  pada v sebagai berikut:
1.      Apabila  P= A maka  (P) = A
2.      Apabila  P ≠ A maka  (P) = Q sehingga A titik tengah  (ruas garis  PQ)
Contoh:
Diberikan A,B  dabn C adalah titik-titik pada bidang Eculid v. lukis:
a.       Titik D sehingga D =  (B)
b.      Titik E sehingga  C=  (E)
Jawab:
a.       D = (B) berdasarkan defenisi 3.1 adalah titik tengah  . Karena  B ≠ A maka ada ruas garis  .  Dan diperpanjang garis   ke arah titik A  sehingga memperoleh ruas garis   yang ekuivalen dengan ruas garis  . akibatnya mendapatkan ruas garis  dimana A merupakantitik tengah ruas garis   artinya D = (B).
b.      C=  (E) berdasarkan defenisi 3.1 A adalah titik tengahj dari  karena  C ≠ A maka ruas garis  . kemudian diperpanjang ruas garis   ke arah A sehingga memperoleh ruas garis  yang ekuivalen dengan ruas garis  . Akibatnya memndapatkan ruas garis   dimana titik A sebagai titik tengah nya artinya C=  (E).

E                                  B


 
                  A
D                                C

A.     SETENGAH PUTARAN SEBAGI SUMBU ISOMETRI
Teorema  3.1
 Setiap setengah putaran adalah suatu isometri
Bukti:
Dalam rangka membuktikan teorema 3.1 diatas sebarang setengah putaran  , dalam hal ini terdapat dua langkah yaitu:
1.      Langkah menunjukan  merupakan suatu transformasi
2.      Langkah menunjukkan  merupakan suatu isometric

Timbul pertanyaan pada benak anda mengapa demikian? Hal ini disebabkan karena andamenetapkan pengertian isometric melaluipengertian transformasi.
a.       Untuk menunjukan  suatu transformasi maka kita menunjukkantiga hal:
1.       (P) € v , € v, artinya  :v  v
Ambil P € v sebarang. Karena p= A maka berdasarkan defenisi 3.1  (P) = A. karena A € v maka   (P) € c. apabila P ≠ A, maka   v, misalkan Q =  (P) maka berdasarkan defenisi 3.1 2) A titik tengah  artinya A €  karena A€  maka    karea a, P € v maka  € v karena    dan   v maka p € v. dengan kata lain  :v  v
2.       fungsi kepada
Ambil titik Q bsebarang pada v. apabila Q =A maka P € v, yaitu P= A sehingga  (P= A) = Q =A. apabila Q≠ A maka    v karena    v maka P € v sehingga A titik tengah dari  berarti Q ≠ A ada P€ v sehinnga   (P) = Q jadi   fungsi kepada
3.       fungsi satu-satu
Ambil P dan R sebarang pada v sehingga  (P) = (R) apabila  (P) = (R) maka P =A =R. apabila  (P) = (R) = S dengan S ≠A maka titik tengah  dan    karena A titik tengah  dan maka  = . Karena   =  maka P = R karena untuk sebarang  P dan R pada v dengan  (P) = (R) dapat P =R maka   merupakan fungsi satu-satu.

Selanjutnya tunjukkan  suatu isometri
Ambil titik P dan  pada v kemydian misalkan  (P) =D dan  (R) =E, maka PA =AD dan RA  =AE
                             E                                       P
                                            A
            D                                                 R
Hubungkan titik P denganR dan D dengan E mka terbentuklah dua segitiga yaitu ∆PAR dan ∆DAE karena PA =DA DAE (sudut-sudut bertolak belakang ) dan RA =AE maka ∆ PAR  ∆ DAE (sisi- sudut –sisi) ∆PAR  ∆DAE maka PR =DE jadi   suatu isometri
B.     SIFAT- SIFAT SETENGAH PUTARAN
Teorema 3.2
Apabila garis- garis g dan h berpotongan tegak lurus di titk A maka   = µg ο µh
Bukti:
Misalkan  (P) = P´ ,µ h )P) =P1 µg (P1) =P2 maka:
1.      µg ο µh (P) = P2
2.      A titik tengah dari   
3.      h sumbu dari    
4.      g sumbu dari  


 
P1                                                            P
c                       A1
                        A
 P2
      P’
Misal {B} =   h, {c} =    g. perhatikan  ∆PBA dan ∆PP1P’ karena PP1  = 2PB dan PP1 = 2PA maka PP1 : PP’ = PB:PA jadi  ∆PBA ∆PP1p’ . adalah sudut siku=siku maka PP1P’ juga suatu siku-siku. Sehingga       dan bahwa g sumbu dari    , h sumbu dari    dan g  h, jadi       karena     dan      akibatnya P1 dan P2 dan P’terletak pada satu garis yang tegak lulus pada   artinya P’ terletak pada    selanjutnya     h  = {A}.
Perhatikan ∆PBA1 dan ∆APP1P2 karena PBA1  ∆PP1P2 yaitu sudut siku-siku maka ∆PBa1  ∆PP1P2 tetapi PP1 =2PB, akibatnya A1 titik tengah  
             P1                                     h                               P
                                            B
        C                                 A1                                       g
                                                  A
          P’
Karena g sumbu dari     maka P1C = CP2. Karena PA1 = A1P2 dan P1C = CP2 maka     karena    P1P2, c €    maka       tetapi     akibatnya   =  karena{A1}= h      maka A1 =A akibatnya   = . selanjutnya {P2} =       ,{P}=       dan  = maka   (P) = µg ο µh (P) ,€ v jadi   (P) = µg ο µh

Teorema 3.3
Apabila g  maka  µg ο µh = µh ο µg.
Bukti:
Misalkan {A} = g h karena  g , maka µg ο µh = dan µh ο µg =, jadi µg ο µh = µh ο µg.
Teorema 3.4
Setiap setengah putaran adalah involusi
Bukti:
Ambil sebarang putaran  .buktikan  involusi yaitu =  . ambil dua garis g dan h sehingga {A} = g  h dan g  h. berdasarkan teorema 3.2  = µg ο µh selanjutnya  ()-1= (µg ο µh)-1 = µh-1 ο µg-1 = µg ο µh =  sebab g  dan {A}= g  h. jadi   adalah involusi.
C.     PERSAMAAN SETENGAH PUTARAN
Hubungan antara setengahputaran dengan koordinat kartesius dituangkan dalam teorema berikut:
Teorema 3.5
Apabila A(a,b) dan P(x,) sebarang titik maka   (P)= (2a- x, 2b- y)
Bukti:
Misalkan Q(x0,y0) = (P) maka A titk tengah   . sehingga
a = dan b =   apabila diselesaikan didapat persamaan X0 = 2a- x dan y0 2b-y, jadi (P) =( 2a-x,2b- y),  (x,y).







LANJUTAN SETENGAH PUTARAN
Defenisi 3.2
Misalakan A suatu titik tertentu pada bidang Euculid dan T suatu transformasi. Titik A disebut invarian  pada transformasi T jka dan hanya jika berlaku T(A) =A
Teorema 3.6
setiap refleksi (pencerminan) pada garis mempunyai tak hingga titik invirian
bukti:
berdasarkan defenisi dari suatu refleksi pada sebuah garis, misalnya sumbu refleksinya adalah garis g maka diketahui bahwa:
1.      µg(P) =P jika P € g
2.      µg(P) = Q jika g sumbu dari
3.      akibatnya € g jelas bahwa µg(P) =P
akibatnya, € g jelas bahwa  µg(P) =P. artinya P titik invirian pada µg ini. Karena g mempunyai tak hingga titik,jadi titik invariant dari µg adalah tak hingga, yaitu semua titik pada garis g.
teorema 3.7
setiap setengah putaran mempunyai tepat satu titik invariant
bukti:
ambil  sebarang setengah putaran maka P=A sehingga (A) = A. berdasarkan defenisi 3.2 jelas bahwa A titi invarian pada , jadi  mempunyai tepatsatu titik invariant. Karena  sebarang setengah putaran maka setiap setengah putaran mempunyai tepat satu titikinvarian.
defenisi 3.3
Sebuah transformasi T yang mempunyai sifat bahwa sebuah garis petanya adalah sebuah garis maka T disebut kolineasi
Teorema 3.8
Setiap refleksi pada garis merupakan suatu kolineasi
Bukti:
Ambil µg sebarang refleksi pada garis g. µg disebut isometric, karena isometric bersifat mengawetkan garis. Artinya peta dari suatu garis adalah garis lagi oleh suatu isometric. Maka µg mengawetkan garis.maka disimpulkan bahwa µg suatu kolesi karena µg diambil sebarang refleksi pada garis maka setiap refleksi merupakan suatu kolineasi.
Teorema 3.9
Setiap setengah putaran merupakan suatu kolineasi
Bukti:
Karena setengah putaran merupakan suatu isometric dan karenasuatuisometri mengawetkan garis maka setengah putaranmerupakan kolineasi
Defenisi 3.4
Suatu kolineasi yang mempunyai sifat bahwa peta dan prapeta suatu garis akan sejajar disebut dilatasi
Teorema 3.10
Setiap setengah putaran merupakan dilatasi
Bukti:
Ambil  sebarang putaran dan g sebarang  garis . apabila g melalui titik A maka  (g) = g jadi  (g)  g. apabila g tidak melelui titik A, ambil B, C € g, misalkan D = (B), E = , maka AB =AD, AC =AE, dan DAE sebab B, A, D dan C, A, D masing-masing terletak pada satugaris , jadi ∆ BAC  ∆DAE (s-sd-s) akibatnya   DAE karena  DEA dan E juga a terletak pada satu garis maka   //  karena g =  dan  (g) =  maka (g) // g. jadi  merupakan dilatasi


 
                     g                                     (g)
              B           A                          E
          c
                                 D


Teorema 3.11
Komposisi dua setengah putaran dengan pusat yang berbeda titik memiliki titik invariant
Bukti:
Ambil  dan  dengan A≠ B . namakan  dengan garis g dan buat garis h melalui A tegak lurus g dan garis k melalui B tegak lurus garis g







 
                  h                           k
                  A                          B


Akibatnya  = maka  µh ο µg dan  = µg ο µk, sehingga didapat
                         ο  =(µh ο µg) ο(µg ο µg), subtitusi,
                                    = µh ο (µg ο µg) ο µk, asosiatif
                                    = µh ο  ο µk karena µg ο µg =
                                    = µh ο  ο µk asosiatif
                                    = µh ο µk   identitas
Andaikan X titik invariant dari  ο  artinya  ( ο  (X) = x
Karena  ο = µh ο µk (X) = X
Jadi   µh ο [µh ο µk (X) ]=µh (X)
            (µh ο µh (X)  ο [µk (X)]= µh (X) asosiatif
             ο [µk (X)]= µh ο µh =  
            µh (X) = µh (X) identitas
teorema 3.12
apabila diberikan A dan B sehingga A≠ B maka hanya ada satu buah setengah putaran yang memetakan A ke B
bukti:
ada dua hal yang harus di tunjukkan:
1.      adanya setengah putaran yang memetakan A ke B, karena A ≠ B maka ada  hal ini mengakibatkan adanya D sehingga D titik tengah  , artinya ada setengah putaran   sehingga  (A) = B
2.      tidak lebih dari satu buah setengah putaran yang memetakan  A ke B
andaikan dua buah setengah putaran  dan  sehingga (A) = B dan (A) = B akibatnya  = 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar