A L

ardhi.lizet@yahoo.com @ardhi_lizet ardhi.lizet@gmail.com

Rabu, 15 Juli 2015

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM



MAKALAH KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan.
            Setiap pendidik harus memahami perkembangan kurikulum, karena merupakan suatu formulasi pedagogis yang paling penting dalam konteks pendidikan, dalam kurikulum akan tergambar bagaimana usaha yang dilakukan membantu siswa dalam mengembangkan potensinya berupa fisik, intelektual, emosional, dan sosial keagamaan dan lain sebagainya.
            Dengan memahami kurikulum, para pendidik dapat memilih dan menentukan tujuan pembelajaran, methode, tekhnik, media pengajaran, dan alat evaluasi pengajaran yang sesuai dan tepat. Untuk itu, dalam melakukan kajian terhadap keberhasilan sistem pendidikan ditentukan oleh semua pihak, sarana dan organisasi yang baik, intensitas pekerjaan yang realistis tinggi dan kurikulum yang tepat guna. Oleh karena itu, sudah sewajarnya para pendidik dan tenaga kependidikan bidang pendidikan Islam memahami kurikulum serta berusaha mengembangkannya.
B.     Rumusan Masalah
            Dari penjelasan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah diantaranya:
a)      Apa yang di maksud dengan kurikulum dalam pandangan islam?
b)      Bagaimana Ciri dari Kurikulum Pendidikan Islam?
c)      Bagaimana Prinsip Dasar Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam?
d)     Apa tujuan dari kurikulum Pendidikan islam?

C.    Tujuan Penulisan
      Adapaun tujuan daripada penulisan makalah ini diantaranya:
   1)            Agar kita dapat memahami mengenai kurikulum pendidikan islam dan dapat membedakannya dengan kurikulum yang bersifat umum.
   2)            Agar kita sebagai calon pendidik dapat menerapkan kurikulum PAI secara menyeluruh sehingga menciptakan peserta didik yang berkualitas dalam pendidikan PAI.
   3)            Menciptakan peserta didik yang memiliki akhlakul karimah.
D.    Sistematika Penulisan
Pada bagian isi makalah terdiri dari beberapa unsure diantaranya sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
A.    Latar belakang
B.     Rumusan masalaha
C.     Tujuan penulisan
D.    Sistematika Penulisan
Bab II Pembahasan
A.    Pengertian Kurikulum Dalam Pendidikan Islam
B.     Ciri –Ciri  Kurikulum Pendidikan Islam
C.    Prinsip Dasar Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam
D.    Tujuan Kurikulum PAI
Bab III Penutup
  Kesimpulan
Daptar Pustaka

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kurikulum Dalam Pendidikan Islam
            Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu program yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum dalam pendidikan Islam, dikenal dengan kata manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka. Selain itu, kurikulum juga dapat dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai pendidikan.
            M. Arifin memandang kurikulum sebagai seluruh bahan pelajaran yang harus disajikan dalam proses kependidikan dalam suatu sistem institusional pendidikan.
            S. Nasution menyatakan, ada beberapa penafsiran lain tentang kurikulum. Diantaranya: Pertama, kurikulum sebagai produk (hasil pengembangan kurikulum), Kedua, kurikulum sebagai hal-hal yang diharapkan akan dipelajari oleh siswa (sikap, keterampilan tertentu), dan Ketiga, kurikulum dipandang sebagai pengalaman siswa.
             Pengertian kurikulum dalam pandangan modern merupakan program pendidikan yang disediakan oleh sekolah yang tidak hanya sebatas bidang studi dan kegiatan belajarnya saja, akan tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan sehingga dapat meningkatkan mutu kehidupannya yang pelaksanaannya tidak hanya di sekolah tetapi juga di luar sekolah.
            Jika diaplikasikan dalam kurikulum pendidikan Islam, maka kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang digunakan oleh pendidik untuk membimbing peserta didiknya ke arah tujuan tertinggi pendidikan Islam, melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam hal ini proses pendidikan Islam bukanlah suatu proses yang dapat dilakukan secara serampangan, tetapi hendaknya mengacu kepada konseptualisasi manusia paripurna (insan kamil) yang strateginya telah tersusun secara sistematis dalam kurikulum pendidikan Islam.
B.     Ciri –Ciri  Kurikulum Pendidikan Islam
a)      Ciri-ciri Kurikulum Pendidikan Islam
            Ciri-ciri umum kurikulum pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
a.             Agama dan akhlak merupakan tujuan utama. Segala yang diajarkan dan di amalkan harus berdasarkan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah serta ijtihad para ulama.
b.            Mempertahankan pengembangan dan bimbingan terhadap semua aspek pribadi siswa dari segi intelektual, psikologi, sosial, dan spiritual.
c.             Adanya keseimbangan antara kandungan kurikulum dan pengalaman serta kegiatan pengajaran.
            Oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa sebagai inti dari ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam adalah kurikulum yang dapat memotivasi siswa untuk berakhlak atau berbudi pekerti luhur, baik terhadap Tuhan, terhadap diri dan lingkungan sekitarnya.
            Menurut Abdurrahman An-Nahlawi  dalam buku Ilmu pendidikan islam : Dra.Hj.Nur Uhbiyati bahwa  Sistem pendidikan Islam menuntut pengkajian kurikulum yang Islami, tercermin dari sifat dan karakteristiknya. Kurikulum seperti itu hanya mungkin, apabila bertopang yang mengacu pada dasar pemikiran yang Islami pula, serta bertolak dari pandangan hidup serta pandangan tentang manusia/ pandangan antropologi serta diarahkan kepada tujuan pendidikan yang dilandasi kaidah-kaidah Islami.
Agar kriteria Kurikulum Pendidikan Islam tersebut dapat terpenuhi maka dalam penyusunannya supaya selalu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a)      Sistem dan perkembangan kurikulum hendaknya selaras dengan fitrah insani.
b)      Kurikulum hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan akhir pendidikan Islam.
c)      Pentahapan serta pengkhususan kurikulum hendaknya memperhatikan periodisasi peserta didik maupun unisitas (ke-khas-an)nya.
d)     Dalam berbagai pelaksanaan, aktivitas, contoh dan nashnya, hendaknya kurikulum memelihara segala kebutuhan nyata kehidupan masyarakat, sambil tetap bertopang pada jiwa dan cita-cita ideal Islamnya.
e)      Secara keseluruhan struktur dan organisasi kurikulum tersebut hendaknya tidak bertentangan dan tidak menimbulkan pertentangan.
f)       Hendaknya kurikulum itu realistik.
g)      Hendaknya metode pendidikan/pengajaran dalam kurikulum itu bersifat luwes.
h)      Hendaknya kurikulum itu efektif.
i)        Kurikulum itu hendaknya memperhatikan pula tingkat perkembangan siswa yang bersangkutan.
j)        Hendaknya kurikulum itu memperhatikan aspek-aspek tingkah laku amaliah Islami.
              Adapun ciri-ciri kurikulum pendidikan islam Menurut Al Syaibani bahwa Kurikulum pendidikan Islam seharusnya mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
a)      Kurikulum pendidikan Islam harus menonjolkan mata pelajaran agama dan akhlak.
b)      Kurikulum pendidikan Islam harus memperhatikan pengembangan menyeruluh aspek pribadi siswa, yaitu aspek jasmani, akal, dan rohani.
c)      Kurikulum pendidikan Islam memperhatikan keseimbangan antara pribadi dan masyarakat, dunia dan akhirat;jasmani, akal dan rohani manusia.
d)     Kurikulum pendidikan Islam memperhatikan juga seni halus.
e)      Kurikulum pendidikan Islam mempertimbangkan perbedaan-perbedaan kebudayaan.



C.    Prinsip Dasar Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam
            Tentang prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar penyusunan kurikulum pendidikan Islam, diantaranya:
a)      Prinsip relevansi adalah adanya kesesuaian pendidikan dengan lingkungan hidup murid, relevansi dengan kehidupan masa sekarang dan akan datang, dan relevansi dengan tuntutan pekerjaan.
b)      Prinsip efektifitas adalah agar kurikulum dapat menunjang efektifitas guru yang mengajar dan peserta didik yang belajar.
c)      Prinsip efisiensi adalah agar kurikulum dapat mendayagunakan waktu, tenaga, dana, dan sumber lain secara cermat, tepat, memadai dan dapat memenuhi harapan.
d)     Prinsip kesinambungan adalah saling hubungan dan jalin menjalin antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan.
e)      Prinsip fleksibilitas artinya ada semacam ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan di dalam bertindak yang meliputi fleksibilitas dalam memilih program pendidikan, mengembangkan program pengajaran, serta tahap-tahap pengembangan kurikulum.
f)       Prinsip integritas antara mata pelajaran, pengalaman-pengalaman, dan aktivitas yang terkandung di dalam kurikulum, begitu pula dengan pertautan antara kandungan kurikulum dengan kebutuhan murid dan masyarakat.
      Menurut Al-Taumi Dalam buku ilmu pendidikan islam karangan Dra.Hj.Nur Uhbiyati bahwasannya prinsip-prinsip kurikulum pendidikan islam harus diajadikan pegangan pada waktu menyusun kurikulum, prinsip-prinsip itu terdiri dari:
a)      Prinsip pertama adalah prinsip yang berkaitan dengan agama , termasuk ajaran dan nilainya, artinya segala sesuatu yang berkaitan dengan kurikulum, termasuk falsafah, tujuan,metode mengajar dan lain sebaginya harus berdasarkan pada agama dan akhlak islam.
b)      Prinsip yang kedua adalah prinsip yang bersifat menyeluruh,( universal ) pada tujuan dan kandungan kurikulum.
c)      Prinsip ke tiga adalah keseimbangan yang relative antara tujuan dan kandungan kurikulum.
d)     Prinsip yang keempat adalah berkaitan dengan bakat,minat,kemampuan,dan kebutuhan pelajar, begitu juga dengan lingkungan sekitar fisik dan social damana pelajar hidup dan berinteraksi untuk memperoleh pengetahuan,kemahiran pengalaman dan sikapnya.
e)      Prinsip kelima adalah pemeliharaaan perbedaan individual di antara pelajar dalam bakat, minat, kemampuan, kebutuhan dan masalahnya, dan juga memelihara perbedaan dan kelainan di antara alam sekitar dan masyarakat.
f)       Prinsip keenam adalah prinsip perkembangan dan perubahan Islam yang menjadi sumber pengambilan falsafah, prinsip, dasar kurikulum, metode mengajar pendidikan Islam mencela keras sifat meniru (taklid) secara membabi buta dan membeku pada yang kuno yang diwarisi dan mengikuti tanpa selidik.
g)      Prinsip ketujuh adalah prinsip peraturan antara mata pelajaran, pengalaman dan kativita yang terkandung dalam kurikulum.
Selanjutnya menurut Prof. H. M. Arifin, MEd., bahwa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan pada waktu menyusun  kurikulum mencakup 4 macam, yaitu:
1.         Kurikulum pendidikan yang sejalan dengan identitas Islam.
2.         Berfungsi sebagai alat yang efektif mencapai tujuan tersebut.
3.         Kurikulum yang bercirikan Islam.
4.         Antara kurikulum, metode dan tujuan pendidikan Islam harus saling berkaitan dan saling menjiwai dalam proses mencapai produk yang bercita-citakan menurut ajaran Islam.
Sedangkan menurut Dr. Asma Hasan Fahmi menyatakan bahwa prinsip-prinsip yang dijadikan pegangan dalam menentukan kurikulum ada 6 macam, yaitu:
1.         Nilai materi atau mata pelajaran, karena pengaruhnya dalam mencapai kesempurnaan jiwa dengan cara mengenal Tuhan Yang Maha Esa.
2.         Nilai mata pelajaran karena mengandung nasihat untuk mengikuti jalan hidup yang baik dan utama.
3.         Nilai mata pelajaran, karena pengaruhnya yang berupa latihan, atau nilainya dalam memperoleh kebiasaan yang tertentu dari akal yang dapat berpindah ke lapangan-lapangan yang lain bukan lapangan mata pelajaran yang melatih akal itu pada kali pertama.
4.         Nilai mata pelajaran, yang berfungsi pembudayaan dan kesenangan otak (intellect).
5.         Nilai pelajaran, karena diperlukan untuk mempersiapkan seseorang guna memperoleh pekerjaan atau penghidupan.
6.         Nilai mata pelajaran, karena ia merupakan alat atau media untuk mempelajari ilmu yang lebih berguna.
       Identik dengan pendapat tersebut di atas yaitu sebagaimana dikemukakan oleh M. Athiyah Al-Abrasyi yang mengatakan:
1.         Pengaruh mata pelajaran dalam pendidikan jiwa serta kesempurnaan jiwa.
2.         Pengaruh suatu pelajaran dalam bidang petunjuk dan tuntunan.
3.         Mata pelajaran yang dipelajari oleh orang-orang Islam karena mata pelajaran tersebut mengandung kelezatan ilmiah dan kelezatan ideologi.
4.         Orang muslim mempelajari ilmu pengetahuan karena ilmu iu dianggap yang terlezat bagi manusia.
5.         Pendidikan kejuruan, teknik dan industrialisasi buat mencari penghidupan.
6.         Mempelajari beberapa mata pelajaran adalah alat dan pembuka jalan untuk mempelajari ilmu-ilmu lain.
       Kurikulum pendidikan Islam merupakan salah satu komponen yang amat penting dalam proses pendidikan Islam. Ia juga menjadi salah satu bagian dari bahan masukan yang mengandung fungsi sebagai alat pencapai tujuan (input instrumental) pendidikan Islam.
       Imam Al-Ghazali menyatakan ilmu-ilmu pengetahuan yang harus dijadikan bahan kurikulum lembaga pendidikan yaitu:
a)      Ilmu-ilmu yang fardu’ain yang wajib dipelajari oleh semua orang Islam meliputi ilmu-ilmu agama yakni ilmu yang bersumber dari dalam kitab suci Al Qur’an.
b)      Ilmu-ilmu yang merupakan fardu kifayah, terdiri dari ilmu-ilmu yang dapat dimanfaatkan untuk memudahkan urusan hidup duniawi, seperti ilmu hitung, ilmu kedokteran, ilmu pertanian dan industri.
Dari kedua kategori ilmu-ilmu tersebut, Al-Ghazali merinci lagi menjadi 4, yaitu:
a)      Ilmu-ilmu Al Qur’an dan ilmu agama seperti Fiqih, Hadis dan Tafsir.
b)      Ilmu bahasa, seperti nahwu saraf, makhraj, dan lafal-lafalnya yang membantu ilmu agama.
c)      Ilmu-ilmu yang fardu kifayah, terdiri dari berbagai ilmu yang memudahkan urusan kehidupan duniawi.
d)     Ilmu kebudayaan, seperti syair, sejarah, dan beberapa cabang filsafat.
Ibnu Sina memberikan klasifikasi ilmu pengetahuan untuk diajarkan kepada anak didik ada 2 macam, yaitu:
1.         Ilmu Nadari atau ilmu teoretis adalah ilmu yang mengandung iktibar tentang maujud dari alam dan isinya yang dianalisis secara jujur dan jelas, akan diketahui Maha Penciptanya. Yang termasuk dalam jenis ilmu ini adalah ilmu matematika, ilmu alam.
2.         Ilmu –ilmu ‘Amali (praktis) yang terdiri dari beberapa ilmu pengetahuan yang prinsip-prinsipnya berdasarkan atas sasaran-sasaran analisisnya. Misalnya ilmu yang menganalisis tentang perilaku manusia dilihat dari aspek individual maka timbullah ilmu akhlak. Jika menganalisis tentang perilaku manusia dilihat dari aspek social, maka timbul ilmu politik (ilmu siasah).
D.    Tujuan Kurikulum PAI
            Tujuan adalah sesuatu yang penting untuk dicapai oleh setiap manusia. Menurut Muhammad Munir, seperti yang dikutip Abdul Majid dan Dian Andayani (2004:74), menjelaskan bahwa tujuan pendidikan agama Islam yaitu:
1)      Tercapainya manusia seutuhnya, karena Islam itu adalah agama yang sempurna sesuai dengan firman-Nya. "Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu menjadi agama bagimu (QS. 5:3). Di antara tanda predikat manusia seutuhnya adalah berakhlak mulia. Islam datang untuk mengantarkan manusia seutuhnya sesuai dengan sabda Rasululllah Saw bahwa: "sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia".
2)      Tercapainya kebahagiaan dunia akhirat, merupakan tujuan yang seimbang. Landasannya adalah "Di antara mereka ada yang berkata, Ya tuhan kami berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari api neraka". Untuk mencapai tujuan ini sangat dibutuhkan tidak saja ilmu agama yang sebatas ritual (spritual) semata-mata, melainkan juga perlu ilmu umum yang berkaitan dengan kehidupan dunia.
Menumbuhkan kesadaran manusia mengabdi, dan patuh terhadap perintah dan menjauhi larangan-Nya. Seperti pesan dalam sebuah ayat Allah : "Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi ke pada-Ku". Tujuan pendidikan Islam diproyeksikan agar hidup manusia menjadi dekat dengan sang khaliq, karena itu ia harus mengabdi setiap saat kapan di manapun







BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Kurikulum dalam pendidikan Islam, dikenal dengan kata manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka. Selain itu, kurikulum juga dapat dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai pendidikan.
            Jika diaplikasikan dalam kurikulum pendidikan Islam, maka kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang digunakan oleh pendidik untuk membimbing peserta didiknya ke arah tujuan tertinggi pendidikan Islam, melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap.
                  Pertimbangan-pertimbangan para ahli pendidikan Islam dalam menentukan atau memilih kurikulum adalah segi agama akhlak/budi pekerti dan berikutnya barulah dari segi kebudayaan dan manfaat.
Kurikulum itu didesain dengan mempertimbangkan:
·         Prinsip berkesinambungan.
·         Prinsip berurutan.
·         Prinsip integrasi pengalaman.
                  Inti dari kurikulum adalah kehendak Allah. Maka, kesatuan pengetahuan dan pengalaman akan berpusat pada Allah, pengaturan kehidupan akan sesuai dengan kehendak Allah. Kerangka kurikulum Islam adalah kerangka kurikulum yang umum, kerangka kurikulum tersebut adalah sebagai berikut:
·         tujuan,
·         isi kurikulum,
·         metode, dan
·         evaluasi
Daftar Pustaka
v  Sudiyono.H.M. Drs; Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Jilid Ke-1.
v  Uhbiyati Nur .Hj.Dra ; Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia , 2005), Cet. Ke-1.


KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

A. Pendahuluan
Di antara pendidikan yang paling penting bagi setiap manusia ialah pendidikan Islam. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang melatih kepekaan (sensibility) para peserta didik sedemikian rupa sehingga sikap hidup dan perilaku, juga keputusan dan pendekatannya kepada semua jenis pengetahuan dikuasai oleh perasaan mendalam nilai-nilai etik dan spiritual Islam. Mereka dilatih dan mentalnya didisiplinkan, sehingga mereka mencari pengetahuan tidak sekadar untuk memuaskan keingin tahuan intelektual atau hanya untuk keuntungan dunia material belaka, tetapi juga untuk mengembangkan diri sebagai makhluk rasional dan saleh yang kelak dapat memberikan kesejahteraan fisik, moral dan spiritual bagi keluarga, masyarakat dan umat manusia.
Dalam makalah ini penulis akan menerangkan mengenai kurikulum yang berkaitan dengan pendidikan Islam. Kurikulum pendidikan Islam yang dimaksudkan di sini tidak terbatas mempelajari mata pelajaran pengetahuan Ugama Islam saja sebagaimana kefahaman kebanyakkan masyarakat. Tetapi pendidikan Islam itu sebenarnya mempunyai jangkauan yang lebih luas meliputi semua cabang ilmu pengetahuan yang dibenarkan oleh agama Islam.

B. Rumusan Masalah
Dari sekilas pendahuluan diatas, maka pemakalah dapat merumuskan beberapa masalah, antara lain :
1. Apa definisi Kurikulum Pendidikan Islam?
2. Apa materi pokok dalam Kurikulum Pendidikan Islam?
3. Bagaimana cara penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam?


C. Pembahasan
1. Definisi Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikuum adalah semua rencana yang terdapat dalam proses pembelajaran. Kurikululm dapat diartikan pula sebagai semua usaha lembaga pendidikan yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang disepakati.
 
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan untuk sisiwa sekolah. Kurikulum disusun oleh para pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha serta masyarakat lainnya. Rencana ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidika, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendir, keluarga, maupun masyarakat.
 
Kurikulum dalam pengertian mutahir adalah semua kegiatan yang memberikan pengalaman kepada siswa (anak didik) di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah.
 
Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Atau dengan kata lain kurikulum pendidikan Islam adalah semua aktivitasi, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka tujuan pendidikan Islam.
 
Berdasarkan keterangan di atas, maka kurikulum pendidikan Islam itu merupakan satu komponen pendidikan agama berupa alat untuk mencapai tujuan. Ini bermakna untuk mencapai tujuan pendidikan agama (pendidikan Islam) diperlukan adanya kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan Islam dan bersesuaian pula dengan tingkat usia, tingkat perkembangan kejiwaan anak dan kemampuan pelajar.

2. Materi Pokok dalam Kurikulum Pendidikan Islam
Materi pokok kurikulum pendidikan Islam meliputi:
a. Tujuan
Tujuan pendidikan agama Islam ini, dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu: tujuan kurikuler dan tujuan pembelajaran. Adapun tujuan kurikuler tersebut “pendidikan agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalamanpeserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”
 
b. Isi
 
Isi dari kurikulum adalah materi atau bahan pelajaran dan pengetahuan atau pengalaman belajar yang harus diberikan pada peserta didik untuk mencapai materi tersebut.
 
c. Strategi atau Metode
Strategi adalah pola-pola umum kegiatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar atau kegiatan kurikuler untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
 
d. Evaluasi
 
Evaluasi kurikulum dimaksudkan menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan untuk menentukan efisiensi, efektifitas, relevasi dan produktifitas, program dalam mencapai tujuan pendidikan.

Kurikulum pendidikan Islam meliputi tiga hal yaitu:
a. Masalah Keimanan (aqidah)
Bagian aqidah menyentuh hal-hal yang bersifat iktikad (kepercayaan). Termasuk mengenai iman setiap manusia dengan Allah, Malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul, Hari Qiamat dan Qada dan Qadar Allah swt. Masalah keimanan mendapat prioritas pertama dalam penyusunan kurikulum karena pokok ajaran inilah yang pertam perlu ditanamkan pada anak didik.
 
b. Masalah Keislaman (syariah)
 
Bagian syariah meliputi segala hal yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan peraturan hukum Allah dalam mengatur hubungan manusia dengan Allah dan antara sesama manusia. Aspek pergaulan hidup manusia dengan sesamanya sebagai pokok ajaran Islam Yang penting ditempatkan pada prioritas kedua dalam urutan kurikulum ini.
 
c. Masalah Ihsan (akhlak).
 
Bagian akhlak merupakan suatu amalan yang bersifat melengkapkan kedua perkara di atas (keimanan dan keislaman) dan mengajar serta mendidik manusia mengenai cara pergaulan dalam kehidupan bermasyarakat.
Ketiga ajaran pokok tersebut di atas akhirnya dibentuk menjadi Rukun Iman, Rukun Islam dan Akhlak. Dari ketiga bentuk ini pula lahirlah beberapa hukum agama, berupa ilmu tauhid, ilmu fiqih dan ilmu akhlak. Selanjutnya ketiga kelompok ilmu agama ini kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum Islam, yaitu al-Quran dan al-Hadis serta ditambah lagi dengan sejarah Islam.
Hal yang perlu didahulukan dalam kurikulum pendidikan Islam yang pertama ialah al-Quran dan Hadis. Kedua ialah bidang ilmu yang meliputi kajian tentang manusia sebagai individu dan juga sebagai anggota masyarakat. Menurut istilah moden bidang ini dikenali sebagai kemanusiaan (al-ulum al-insaniyyah). Bidang-bidangnya termasuklah psikologi, sosiologi, sejarah, ekonomi dan lain-lain. Ketiga bidang ilmu mengenai alam atau sains natural ( al-ulum al-Kauniyyah), yang meliputi bidang-bidang seperti astronomi, biologi dan lain-lain.
 
Sedangkan mengenai sistem pengajaran dan teknik penyampaian adalah terserah kepada kebijakan guru melalui pengalamannya dengan cara memperhatikan bahan yang tersedia, waktu serta jadual yang sudah ditetapkan oleh pihak tertentu (sekolah masing-masing).
Dalam perkembangannya kurikulum pendidikan Islam juga harus menyesuakan prinsip-prinsip kurikulum secara umum, sebagai berikut:
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
b. Menyeluruh dan berkesinambungan
Kesinambungan disini dimaksudkan adalah saling hubungan atau jalin menjalin antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan.
 
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
 
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum disesuaikan dengan minat dan bakat anak didik sehingga terjadi interaktif anatara pengajaran denagan daya berpikir anak.
 

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Prinsip relevensi adalah kesesuaian, keserasian pendidikam dengan tuntutan masyarakat.
 
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

e. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

f. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. Sekolah tidak saja memberi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan pada saat peserta didik tamat dari sekolah namun juga memberikan bekal kemampuan untuk dapat menumbuh kembangkan dirinya di luar sekolah dan berjalan terus menerus sepanjang hayat.
 
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

Kurikulum Pendidikan Islam bertujuan menanamkan kepercayaan dalam pemikiran dan hati genarasi muda, pemulihan akhlak dan membangunkan jiwa rohani. Ia juga bertujuan untuk memperoleh pengetahuan secara berterusan, gabungan pengetahuan dan kerja, kepercayaan dan akhlak dan penerapan amalan teori dalam hidup.

3. Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam
Di antara hal yang paling penting di dalam pembentukan setiap kurikulum, tidak terkecuali kurikulum pendidikan Islam, ialah penyusunannya. Untuk penyusunan yang rapi dan berkesan, kerjasama antara pihak sekolah dan pihak penyusun kurikulum amatlah diperlukan. Penyusunan tersebut hendaklah menitikberatkan kesesuaiannya menurut kemampuan pelajar. Dalam penyususan kurikulum hendaknya semua pihak dalam satu lembaga sekolah/yayasan diikut sertakan, sehingga dlam pelaksanaanya nanti dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, serta dapat dipertanggung jawabkan.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan suatu kurikulum, ialah:
a. Tujuan pendidikan, dijabarkan menjadi tujuan-tujuan institusional, dirinci menjadi tujuan kurikuler, dirumuskan menjadi tujuan-tujuan instruksional (umum dan khusus), yang mendasari perencanaan pengajaran.
b. Perkembangan peserta didik, merupakan landasan psikologis yang mencakup psikologi perkembangan dan psikologi belajar;
c. Mengacu pada landasan sosiologis dibarengi oleh landasan kultur ekologis.
d. Kebutuhan pembangunan nasional yang mencakup pengembangan SDM dan pembangunan semua sektor ekonomi.
e. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
f. Jenis dan jenjang pendidikan yang dikelompokkan sesuai dengan sifat dan kekhususan tujuannya.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan, mempunyai kedudukan sentral, menentukan kegiatan dan hasil pendidikan. Penyusunannya memerlukan fondasi yang kuat, didasarkan atas hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Kurikulum yang lemah akan mengahasilkan manusia yang lemah pula.
D. Kesimpulan
Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam.
Kurikulum pendidikan Islam meliputi tiga hal yaitu: masalah keimanan (aqidah), masalah keislaman (syariah),masalah ihsan (akhlak).
 
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan, mempunyai kedudukan sentral, menentukan kegiatan dan hasil pendidikan. Penyusunannya memerlukan fondasi yang kuat, didasarkan atas hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Kurikulum yang lemah akan mengahasilkan manusia yang lemah pula.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum GBPP Pendidikan Agama Islam, Jakarta, 1995.
Faudiddin, dkk, Pengembangan dan Inofasi Kurikulum, Jakarta: Dirjen Binbaga Islam, 1994.
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Muslam, Pengembangan Kurikulum MI/PAI SD, Semarang, Pusat Kajian dan Pengembangan Ilmu-ilmu Keislaman, 2006.
Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Dirjen Binbaga Islam Depag RI,1995.
Nana Syaudih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: Rosdakarya, 2007.
 
Samsul Nizar, Penghantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001.
Subandijah, Pengembangan Kurikulumdan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1992.
Zakiah Darajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1992.


         A. Pengertian Kurikulum
Secara Etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curare yang berarti temapt berpacu. Istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani yang mengandung pengertian jarak yang harus ditmpuh oleh pelari dari garis start sampai finish. Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan.[1]
Secara Terminologi, kurikulum merupakan suatu rencana tingkat pengajaran dan lingkungan sekolah tertentu. kurikuluk ditujukan untuk mengantarkan anak didik pada tingkatan pendidikan, perilaku, dan intelektual yang diharapkan membawa mereka pada sosok anggota masyarakat yang berguna bagi bangsa dan masyarakat, serta mau berkarya bagi pembangunan bangsa dan perwujudan idealismenya.[2]

Dengan demikian, pengertian kurikulum dalam pandangan modern merupakan pogram pendidikan yang disediakan oleh sekolah yang tidak hanya
sebatas bidang studi dan kegiatan belajarnya saja, akan tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan sehingga dapat meningkatkan mutu kehidupannya yaitu pelaksanaannya bukan saja di sekolah tetapi juga di luar sekolah. Jika diaplikasikan dalam kurikulum pendidikan Islam, maka kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang digunakan oleh pendidik untuk membimbing peserta didiknya ke arah tujuan tertinggi pendidikan Islam melalui akumulasi sejumlah pengetahiuan, keterampilan dan sikap. Dalam hal ini, pendidikan Islam bukanlah suatu proses yang dapat dilakukan secara serampangan, tetapi hendaknya mengacu kepada konseptualisasi manusia paripurna (insan kamil) yang strateginya telah tersusun secara sistematis dalam kurikulum pendidikan Islam.[3]
Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Atau dengan kata lain kurikulum pendidikan Islam adalah semua aktivitasi, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka tujuan pendidikan Islam.[4]

Kurikulum dalam pendidikan Islam, dikenal dengan kata manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka. Selain itu, kurikulum juga dapat dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai pendidikan.

         B.     Komponen Kurikulum
Ada empat komponen utama kuikulum, yaitu:[5]
1.      Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan itu. Dengan lebih tegas lagi orang yang bagaimana yang ingin kita bentuk dengan kurikulum.
2.      Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi, data-data, aktifitas-aktifitas dan pengalaman-pengalaman darimana terbentuk kurikulum itu. bagian inilah yang disebut mata pelajaran.
3.      Metode dan cara mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan memotivasi murid untuk membawa mereka ke arah yang dikehendaki ileh kurikulum.
4.      Metode dan cara penialian yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang direncanakan kurikulum tersebut. 
Adapun menurut Ramayulis, komponen kurikulum meliputi:[6]
1.   Tujuan yang ingin dicapai meliputi: a) Tujuan Akhir, b) Tujuan Umum, c) Tujuan Khusus, d) Tujuan Sementara.
2.   Isi kurikulum, berupa materi pembelajatran yang dprogram untuk mencapai tujuan pendidikanyang telah ditetapkan. mteri tersebut disusun ke dalam silabus dan dalam mengaplikasikannya dib\cantumkan pula dalam Satuan Pembelajaran dan Rencana Pembelajaran.
3.      Media (sarana dan prasarana)
Media sebagai sarana perantara dalam pembelajran untuk menjabarkan isi kurikulum agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Media tersebut berupa benda (materi) dan bukan materi (non materi).
4.      Strategi
Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta teknik mengajar yang digunakan. Dalam strategi termasuk juga komponen penunjang lainnay, seperti: 1. sistem administrasi, 2. pelayanan BK, 3. remedial,  pengayaan dan sebagainya.
5.      Proses Pembelajaran
Komponen ini sangat penting sebab diharapkan melalui proses pembelajaran akan terjadi perubahan tingkah laku pada diri peserta didik sebagai indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran dituntut sarana pembelajaran yang kondusif sehingga memungkinkan dan mendorong kreatifitas peserta didik dengan bantuan pendidik.
6.      Evaluasi
Dengan evaluasi/ penialian, dapat diketahui cara pencapaian tujuan.

          C.    Dasar-Dasar Kurikulum Pendidikan Islam
Ramayulis mengutip Herman H. Home dalam memberikan dasar bagi penyusunan kurikulum dengan tiga macam, yaitu:
1.      Dasar Psikologis, yang digunakan untuk memenuhi dan mengetahui kemampuan yang diperoleh oleh pelajar dan kebutuhan anak didik (the ability and needs of children).
2.      Dasar Sosilogis, yang digunakan untuk mengetahui tuntutan yang sah dari masyarakat (the legitimate demands of society).
3.      Dasar Filosofis, yang digunakan untuk mengetahiu keadaan semesta/tempat kita hidup (the kind of which we live).

          D.    Prinsip Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-rinsip berikut:[7]
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
2.  Beragam dan terpadu, yaitu dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karaktristik peserta didik, kondidi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan suku, budaya, dan adat istiadat serta status sosial ekonomi dan menyesuaikan dengan gender yang sejalan dengan fitrah manusia sehingga menjadi harmonis.
3. Tanggapan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis dan oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknoli\ogi dan seni sepanjang tuntutan syari’at Islam (tidak melanggar ketentuan Allah dan Rasul-Nya).
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan vokasional dan kepatuhan dan ketundukan kepada Allah merupakan keniscayaan. Dunia pendidikan dan dunia nyata(masyarakat luas) yang akan dimasuki anak setelah selesai mengikuti satuan pendidikan tertentu akan memberikan bekal bagi mereka untuk dapat berperan secara tepat di masyarakatnya.
5. menyeluruh dan berkesinambungan. substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi bidang kajian keilmuan, dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6.      Belajar sepanjang hayat kurikulum di arahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan danpemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.kurikulum mencerminkan keterkaitan unsur-unsur pendidikan forma, non-formal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya yakni manusia shalih/shalihah atau berakhlak mulia. belajar dimulai sejak buaian ibu hingga ke liang lahat.

         E.     Peranan dan Fungsi Kurikulum
Pada prinsipnya kurikulum merupakan tindak lanjut dari kebudayaan yang menerapkan kurikulum untuk membina masyarakat dan bangsa sesuai dengan tujuan pendidikan. Dalam kedudukannya sebagai program pendidikan, maka kurikulum memiliki peranan yang sangat penting dalam menyiapkan proses belajar mengajar disetiap sekolah. Dalam hai ini ada tiga peranan kurikulum yang sangat penting untuk diketahui, yaitu: peranan konservatif, peranan kreatif, dan peranan kritis dan evaluatif.[8]
1.      Peranan Konservatif
Kebudayaan yang dilahirkan oleh generasi tertentu tidak akan punah dengan habisnya generasi yang bersangkutan. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya, bahkan kebudayaan terwujud dan dilahirkan dari prilaku manusia.
Kebudayaan mencakup peraturan yang berisi kewajiban dan tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak atau tindakan yang dilarang dan diizinkan.
2.      Peranan Kreatif
            Kurikulum juga melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif dalam anti menciptakan dan menyusun sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk masa sekarang dan masa yang akan dating. Untuk membantu setiap individu dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya, maka kurikulum harus disusun sedemikian rupa, yaitu meliputi penyusunan sejumlah mata pelajaran, cara berfikir, untuk mendapatkan kemampuan dan keterampilan. Seluruh isi dan sasaran itu dimaksudkan agar dapat memberikan manfaat untuk mempertahankan dan mengembangkan tingkat kehidupan masyarakat dan bangsa yang reatid antisipatif terhadap perkembangan zaman.
3.      Peranan Kritis dan Penilaian
Kebudayaan suatu masyarakat dan bangsa selalu berubah, bertambah dan berkembangsesuai dengan perkembangan zaman. Kurikulum harus melakukan pilihan yang tepat berdasarkan kriteria tertentu yang menuju pada kebudayaan masa depan. Lebih dari itu, kurikulum menjadi alat untuk menilai dan sekaligus memperbaiki masyarakat menurut nilai-nilai kebudayaan, nilai-nilai moral serta sains dan teknologi.
Kurikulum juga melaksanakan berbagai fungsi yang menunjukkan betapa penting peranannya dalam proses belajar mengajar di setiap sekolah. Alexander dan Saylor dalam bukunya Principle of Secondary Education menyatakan bahwa ada beberapa fungsi kurikulum, yaitu:
a)      Fungsi Penyesuaian
Setiap manusia, hidup dan perkembangan pribadinya dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia berada. Yang perlu ditegaskan lingkungan selalu berubah, dan sifat dinamisnya sesuai dengan perkembangan zaman. Maka setiap individu harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang dinamis.
Berkaitan dengan proses mengarahkan kedinamisanmasyarakat secara terencana dan terpadu, maka peranan pendidikan sangat penting untuk menentukan arah perkembangan masyarakatnya. Di sinilah fungsi kurikulum harus mampu membawa perkembangan masyarakat ke dalam lingkungan sekolah untuk dijadikan objek kajian para pelajar. Objek kajian ini merupakan hasil rumusan budaya dan nilai-nilai keilmuan yang dimiliki oleh suatu masyarakat sehingga lahirlah sejumlah mata pelajaran atau disiplin ilmu pengetahuan yang menjadi bahan pelajaran murid-murid.
b)      Fungsi Keterpaduan
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam mengarahkan proses pendidikan setiap pelajar agar bersifat integratif. Dalam hal ini kurikulum berfungsi untuk mengarahkan dan menyiapkan pengalaman belajar yang dapat mendidik pribadi anak yang kompak antara satu dengan lainnya sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya.
c)      Fungsi Perbedaan
Kurikulum harus dapat memberi pelayanan terhadap perbedaan individu dalam masyarakat. Pada dasarnya perbedaan akan mendorong orang untuk berfikir dengan kritis dan kreatif. Proses seperti ini juga akan mendorong kemajuan social dalam masyarakat. Hal ini tidak berarti bahwa dengan adanya perbedaan atau defferensasi harus mengabaikan kesatuan social, karena perbedaan individu dan kebudayaan itu merupakan kekayaan social. Dengan demikian kurikulum harus mampu melayani pengembangan kemampuan individu yang berbeda dalam lingkungan masyarakat.
d)     Fungsi Persiapan
Kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi ke tahap yang lebih tinggi. Kurikulum harus benar-benar dapat menyiapkan pengalaman-pengalaman belajar untuk bekal hidupnya dalam bermasyarakat setelah ia selesai pada suatu tingkat/ tahap pendidikan tertentu.
e)      Fungsi Pemilihan
Program-program yang berkualitas dalam suatu organisasi kurikulum diperlukan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa melalui pengalaman-pengalaman belajar yang dapat mereka pilih sesuai dengan minat dan bakatnya. Karena itu kurikulum yang disusun harus bersifat fleksibel dan dapat memenuhi harapan pada guru dalam membina kepribadian siswa.
f)       Fungsi Diagnostik
Usaha-usaha yang dilakukan untuk melayani siswa, harus sampai kepada tingkat mengarahkan kesadaran mereka agar mampu memahami, mengembangkan serta menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Selain itu anak harus mampu memecahkan masalah-masalah yang ditemukannya dalam keluarga dan masyarakat serta menyadari akan kelemahan-kelemahan yang dimilikinya, sehingga mampu memperbaiki dirinya sendiri dengan bimbingan dan arahan dari guru. Fungsi yang demikian merupakan salah satu fungsi kurikulum dalam mendiagnosis dan membimbing para siswa agar dapat berkembang secara optimal.

          F.     Pedoman Umum Pengembangan Kurikulum
Guna mengoptimalkan pencapaian tuuan pendidikan disetiap jenjang,maka pemgembamgan kurikulum dalam jangka pendek lebih di arahkan pada sejumlah hal berikut[9] ;
1.      Penyusunan buku-buku bahan pengajaran untuk semua materi ilmu lehidupan (iptek atau keahlian) dan buku –buku bahan pengajaran untuk materi tsaqofah islam sebagai materi kirikilum muatan local
2.      Penyusunan tata tertib sekolah yang sepenuhnya di seleraskan dengan konsep pendidikan dan kondisi prndidikan dan kondisi masing – masing daerah
3.      Penyusunan konsep penbinaan terpadu kesiswaan
4.      Penyiapan guru dan program orientasi bagi seluruh pengelola pendidikan ( guru dan pendidikan ) guna memahami konsep pendidikan ini.
Penyusunan buku-buku bahan pengajaran yang di maksud si lakukan dengan menggunakan lima metide pengembangan materi,yaitu internalisasi ,koreksi ,substitusi ,adisi ,dan fiksasi .
a)      Metode internalisasi nilai –nilai islam di terapkan dalam penyusunan buku- buku bahahn pengajaran untuk semua materi ilmu kehidupan ( iptek dan keahlian ) agar didalam pengajaran sains terkait erat dengan nilai –nilai islam
b)      Metode koreksi di berlakukan pasa bahan pengajaran yang tisak sesuai dengan ide ,pendapat dan hukum islam.
c)      Materi substitusi gunakan untuk menggantikan materi –materi pasa bahan –bahan pengajaran yang tidak lagi dapat di pertahankan mengingat tidak sejalan dengan tujuan pendidikan islam.
d)     Metode adisi adalah metode yang berupa penambahan materi oleh karena kandungan materi lama dipandang tidak lagi memadai, khususnya untuk materi tsaqafah islam sebagai materi kurikulum muatan local.
e)      Metode fiksasi adalah memepertahankan materi yang sudah ada karena di nilai telah memadai .
Selain menempuh upaya pengembangan tersebut diatas,perlu lebih di pokuskan pula penyesuaian dan akselerasi pemahaman dan kemampuan pengelolaan pendidikan terhadap kemampuan dan daya serap peserta didik .  


           G.    Langkah-langkah strategi pengembangan kurikulum[10]            
Langkah- langkah strategi dalam pengembangan kusikulum sebenarnya banyak sekali dan modelnya. Misalnya, model pengembangan Briggs,Model Benathy,Model kemp,Model-model tersebut memiliki perbedaannya terletak pada istilah yang digunakan, urutan dan kelengkapan langkahnya. Sedangkan persamaannya terletak pada :
1.      Kegiatan yang membantu menetukan masalah pendidikan dan mengorganisasai alat untuk memecahkan masalah tersebut.
2.      Kegiatan yang membentuk menganalisis dan mengembangkan pemecahan masalah tersebut.
3.      Kegiatan yang melayani keperluan evaluasi pemecahan masalah tersebut.
Selain itu, langkah–langkah pengembangan kurikulum secara umum memiliki persamaan sebagai berikut :
1.      Identifikasi kebutuhan
2.      Analisis dan pengukuran
3.      Penyusunan desain kurikulum
4.       Validasi kurikulu (uji coba dan penyempurnaan)
5.      Implementasi kurikulum 
6.      Evaluasi dan penyempurnaan kurikulum
Berdasarkan pada analisis SWOT diatas diketahui bahwa pengembangan kurikulum di Indonesia masih berorientasi pada kekuatan dan keunggulan local,belum banyak beroientasi dan berbasis pada kehidupan global,sehingga lulusannya lemah dalam berdaya saing tingkat global.

1.      Identifikasi Kebutuhan
Langkah ini merupakan proses penentuan tujuan,kebutuhan,dan prioritas kegiatan pembelajaran yang berorientasi dan berbasisi kehidupan global,delain local.briggs menggunakan empat tahap,yaitu:
a)      mengidetifikasi tujuan kurikulum secara umum dan luas
b)      menentukan prioritas tujuan
c)      mengidentifikasi kebutuhan kurikulum yang baru
d)     menetukan prioritas ramedialnya.
2.      Analisis dan pengukuran kebutuhan
Kebutuhan ini berkenaan dengan cara mengajarkannya,agar tujuan pembelajaran dapat berhasil secara optimal.oleh karena itu, di adakan tiga analisis,yaitu:
a)      proses informasi ,untuk menetukan tata urutan pemikiran yang logis,
b)      Klasifikasi belajar, yaitu kemampuan dan intelektual dan kemampuan belajar informasi ,kognitif,sikap dan gerak .Hal ini dapat mengindentifikasi kondisi belajar yang di perlukan.
c)      tujuan belajar, yaitu untuk menetukan prasarat belajar kegiatan belajar yang sesuai.
3.      Penyusunan Desain kurikulum
Desain kurikulm berkenaan dengalan langkah untuk mempertimbangkan alternatif –alternatif tindakan untuk penyusunan ,merumuskan dan menetukan tujuan pembelajaran ,isi pembelajaran ,materi pembelajaran ,strategi pembelajaran,dan evaluasi pembelajaran yang berbasis pada kehidupan global.
4.        Validasi kurikulum (uji –coba dan penyenpurnaan )
Langkah ini adalah untuk mengetahui keberhasilan suatu desain kurikulum.oleh karena itu,perlu dilakukan uji coba atau si tes.
5.      Implementasi Kurikulum
Implementasikan kurikulum merupakan langkah pelaksanaan kurikulm setelah di lakukan uji-coba,perbaikan ,dan penyempurnaan .langkah –langkah implementasi kurikulum ini di lakukan secara luas .oleh karena itu,perlu di lakukan sosialisasi kurikulm ini memerlukan waktu yang relative lama, bertahun-tahun,agar kurikulum yang di harafkan benar –benar bermanfaat bagi kehidupan local bangsa dan global.
6.      Evaluasi dan penyempurnaan kurikulum
Evaluasi kurikulum di lakukan dalam rangka untuk mengetahui tingkat ke-efektivitasan kurikulum dalam mencapai tujuan pembelajaran yang di harapkan.Evaluasi kurikulm ini berkenaan dengan aspek tujuan,isi,metode,teknik,media,lingkungan,giuru siswa,dan komponen-komponen lainnya dalam pendidikan.
    
          H.    Kerangka Dasar kurikulum pendidikan islam[11]
Pendidikan islam yang berfalsalah al-qur’an sebagai sumber utamanya, menjadikan al-qur’an sebagai sumber utama penyusunan kurikulum.
Muhammad fadhil Al-jamili mengemukakan bahwa,al-qur;’an al-karim adalah kitab terbesar yang menjadi sumber filsafat pendidikan dan pengajaran bagi umat islam.sudah seharusnya kurikulum pendidikan islam di susun sesuai dengan al-qur’an dan ditambah al-hadis yang melengkapinya. Di Al-qur’an dan hadist di temukan kerangka dasar dan dapat di jadikan sebagai pedoman dan penyusunan kurikulum pendidikan islam.kerangka dasar tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Sesuai dengan Al-qur’an bahwa yang menjadi kurikulum ini adalah (Intra culuculer) pendidikan islam adalah “tauhid” dan harus di mantapkan sebagai unsure pokok yang tidak dapat di rubah.pemantapan kalimat tauhid sudah di mulai semenjak bayi di lahirkan dengan memperdengarkan azan dan iqomah terhadap bayi yang baru di lahirkan.
Dari Husain bin Ali berkata kepada Rasulullah Shalallahu’alaihi wassalam, Barang siapa yang lahir anaknya maka azankan ia di telinga kanan anak itu, dan iqomahkan di telinga kiri anak itu dan anak itu tidak di mudharatkan oleh jin. hadist di riwayatkan dalam kitab ibn al-syumi. Tauhid berasal dari kata wahiah atau wahid yang berarti bahwa tuhan itu esa tidak ada duanya, tidak ada lgi suatu zat keabasian lainnya,yang maha luhur,tak tersaingi tak tertandingi,tak dapat di samai tak berlawanan. Menurut Muhammad Fazlur Rahman Ansar, tauhid sebagai filsafat dan pandangan hidup umat islam meliputi konsep ketauhidan Allah, ketauhidan alam semesta, ketauhidan dalam hubungan Allah dan kosmos, ketauhidan kehidupan, ketauhidan natural, dan supernatural.
Dari uraian di atas dapat di simpilakan bahwa dengan tauhid kita dapat mewujudkan tata dunia yang harmonis kosmos yang penuh tujuan persamaan sosial persamaan kepercayaan, persamaan jenis dan ras,persamaan dalam aktifitas dan kebebasan bnahkan seluruh masyarakat dunia adalah sama yang di sebut ‘’Ummatan Wahidah “Dengan demikian maka tauhid merupakan prinsip utama dalam seluruh di mendi kehidupan manusia baik dalam aspek hubungan vertikal antara manusia dengan tuhan dan hubungan horizontal antar manusia dengan sesamanya,tauhid yang seperti inilah yang dapat menyusun pergaulan manusia secara harmonis sesamanya,dalam rangka menyelamatkan manusia dan keprimanusiaan dalam pencapaian kehidupan yang sejahtera dan bahagia dunia dan akherat,termasuk di dalam pergaulan dalam proses pendidikan.
1.)    Kurikulum inti (Intra Curiculer ) selanjutnya adalah perintah ‘membaca ayat-ayat allah yang meliputi 3 macam ayat yaitu:
1.      Ayat Allah yang berdasarkan wahyu
2.      Ayat Allah ysng ada pada diri manusia ,dan
3.      Ayat Allah yang terdapat didalam semesta di luar dari manusia.
Firman Allah Subhanahu wa ta’alaa dalam surat Al-Alaq ayat 1-5,
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Ditinjau dari segi kurikulum sebenarnya firman Allah Subhanahu wa ta’alaa itu merupakan bahan pokok pendidikan yang mencakup seluruh ilmu pengetahuan yuang di butuhkan oleh manusia.membaca selain melibatkan proses mental yang tinggi, pengenalan, ingatan,pengamatan, pengucapan dan pemikiran. Kerangka kurikulum pendidikan islam,yang jika di jabarkan sebagai berikut :
1.      Bacalah ,dengan menyebut nama Allah yang menciptakan.Hal ini erat hubungannya dengan ilmu naqli (perennial knowledge)
2.      Dia menciptakan manusia dari segumpal darah
Ayat tersebut mendiring manusia untuk mengintropeksikan menyelidiki tentang dirinya di mulai sari proses kejadia dirinya.
3.      Bacalah ,dan tuhanmulah yang paling pemurah,yang mengajarkan (manusia ) dengan perantaraan kalam.
Dari ayat yang pertama kemudian di kembangkan dalam bentuk ilmu-ilmu yang berhubungan dengan wahyu Allah yang termuat di dalam Al-qur’an.yang kedua di kembangkan mengenai hal-hal yang berhubungan diri manusia sebagai makhluk yang di ciptakan tuhan, yang ketiga berhubungan dengan alam sekitarnya, berkaitan dengan amal.ketiga macam ayat  itu tersebut jiwanya adalah tauhid’. di sinilah letaknya nilai kurikulum pendidikan islam sebab menurut islam, semua pengetahuan datang dari tuhan, tetapi cara penyampaiannya berbeda-beda.
Maka prinsip-prisip al-qur’an merupakan bahagian tak dapat di pisahkan yang memaduka diantaranya mata pelajaran yang membentuk sebuah kurikulum. Walaupun nampaknya berpisah akan tetapi sama sekali jangan di artikan maka tidak ada kaitannya satu sama lain.Malahan ilmu itu satu adanya sekedar untuk analisa saja. (Hasan langgulung,(1986:35-36)
Di dalam buku sa’ad Mursa Ahmad,Tathewer Al-fikry Al-tarbawiyyah ,(1970:284-286),al- ghazali membagi ilmu pengetahuan menjadi tiga kelompok ilmu yaitu :
1.      Ilmu yang tercela banyak atau sedikit.ilmu tidak ada manfaatnya di dunia maupun akherat,misalnya sihir,nujum,dan ilmu perdukunan.
2.      Ilmu yang terpuji banyak atau sedikit misalnya ilmu tauhid,ilmu agama.
3.      Ilmu yang terpuji pada taraf tertentu yang rtidak boleh di alami, karna ilmu dapat membawa kepada kegoncangan iman dan ilhad misalnya ilmu filsafat.
Di dalam kategori ilmu ini adalah ilmu mantiq (logis),ilmu alam,ilmu ketuhanan,ilmu-ilmu tekhnik,hitung dan tingkah laku manusia.termasuk juga ilmu sihir dan ilmu nujum (perbintangan).Dari segi kepentingan untuk para pelajar,Ibnu khaldun membagi (mengklasifikasi )ilmu menjadi :
1.      Ilmu syar’I dengan segala jenisnya
2.      Ilmu falsafah seperti ilmu alam dan ketuhanan
3.      Ilmu alat yang membantu ilmu agama sperti ilmu lughoh,nahwu dan sebagainya
4.      Ilmu alat yang membantu ilmu falsafah sepeti ilmu mantiq
Pendapat Ibnu sina ilmu pengetahuan itu ada dua jenis yaitu: Ilmu nadhori (teoritis) dan ilmu amali (praktis) yang tergolong dalam ilmu nadhory ialah ilmu alam,dan ilmu riadhi (ilmu urai atau matematika ).ilmu ilahi (ketuhanan)yaitu mengandung l’tibar tentang wujud kejadian alam semesta dan isinya melalui penganalisaan yang jelas dan jujur sehingga di ketahui siapa penciptanya.
Jenis-jenis ilmu ilmiah yang sebenarnya di jadikan substantsial kurikulum lembaga-lembaga pendidikan islam,meskipun bentuknya harus di adakan modifikasi,formulasi ataupun penyempurnaan sesuai sengan tuntunan masyarakat setempat.

            I.       Pendekatan kurikulum pendidikan islam[12]
Untuk menjelaskan konsep kurikulum pendidikan islam perlu di kemukakan bahwa yang di maksud dengan kurikulum (manhaj) adalah jalan terang di lalui oleh pendidik atau pelatih dengan orang Yang dididik atau yang di latih untuk mengembangkan pengetahuan,keterampilan, dan sikap mereka kurikulm pendidikan islam juga mengandung unsure proses pendidikan dan semua program pendidikan yang diikuti dan di arahkan oleh guru atau pendidik terutama untuk mengarahkan peserta didik mencapai tujuan pendidikan islam yang di cita-citakan,tujuan ideal hidup pribadi muslim yang di inginkan adalah untuk meraih bahagia dunia akhirat. Firman Allah Surat Al-Qashash ayat 77,
Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

 Tujuan pendidikan islam sangat tegas dan jelas menentukan isi kurikulum. Materi pelajarannya berdasarkan ajaran-ajaran islam. Ada empat dasar ajaran islan yang universal menjadi isi kurikulum pendidikan islam, yaitu :
1.      Tauhid
2.      Risalah (kerasulan )
3.      Akhirat
4.      Khalifah 
Dengan demikian kurikulum pendidikan islam ialah rancangan program pendidikan yang berakar pada ajaran tauhid yang di dalamnya terkandung undur mengembangkan tugas kerisalahan dan kekhalifahan,agar terwujud kebahagiaan dan keselamatan.
Dalam menjelaskan kurikulum pendidikan islam perlu di ungkapkan pendekatan yang di gunakan dalam perencanaan dan penyusunan kurikulum pendidikan islam agar-agar dapat berfungsi dalam hal ini ada tiga pendekatan yang di lakukan.
1.          pendekatan agama
2.      Materi pelajaran agama yang akan di sampaikan kepada siswa harus sesuai dengan daya     perkembangan
3. Dalam penyusunan kurikulum perlu di perhatikan tiga aspek,yaitu kesinambungan,berurutan,dan asoek keterpaduan.
Walaupun dalam beberapa hal ciri-ciri kurikulum pendidikan islam ada kesamaanya dengan kurikulum pendidkan yang lain,namun yang pasti bahwa kurikulum pendidikan islam tidak pernah meninggalkan dan tetap menempatkan bahwa manusia adalah sebagai subjek dan sekaligus objek. Selain itu konperensi pendidikan islam Internasional telah berhasil pula menyusun kurikulum berdasarkan jenjang –jenjang pendidikan sebagai berikut :
1.      Tingkat rendah ,pasa tingkat ini baha pelajaran yang di berikan kepada sisiwa meliputi :
a)      Kajian tentang al-qur’an  mencakup bacaan ,qiraah
b)      Di niyyah
c)      Cerita-cerita dan syair-syair yang di khususkan untuk membentuk akhlak mulia
d)     Geografi
e)      Matematika
f)       Bahasa arab
g)      Ilmu tentang alam sekitar dan dasar-dasar olmu pengetahuan.
Mata pelajaran dalam pendidikan islam terdiri dari:
1.      Dua mata pelajaran yang bersumber dari pengetahuan dan paranial,satu diantaranya adalah pelajaran bahasa arab
2.      Dua mata pelajaran yang bersumber dari pengetahuan yang di peroleh dari hasil kajian,satu di antaranya filsafat ilmu dan pengajaran dalam islam.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman An Nahlawi, 1995. Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah Dan Masyarakat,Jakarta, Gema Insani Press..
Adussalam, Suroso, 2011. Sistem Pendidikan Islam, Surabaya, Sukses Publishing.
Daradjat, Zakiah, dkk. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Agama RI. 2006. Qur’an Tajwid dan Terjemahnya. Jakarta: Maghfirah Pustaka.
Hasan Langgulung, 1986. Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi Pendidikan, Jakarta, Pustaka Al-Husna.
Mahrudin, Amir. 2012. Kurikulum berbasis Kebutuhan peserta didik, masyarakat, bangsa dan kehidupan Global serta analisis SWOT dan langkah-langkah pengembangannya. Bogor, STAI Al-Hidayah.
Muslihah, Eneng. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Diadit Media.
Nata, Abuddin. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Prenada Media Group.
Prof. DR. H. Ramayulis. 2011. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Kalam Mulia.        
                                                                                    
Syafaruddin, dkk. 2006. Ilmu Pendidikan Islam (Melejitkan Potensi Budaya Umat). Jakarta: Hijri Pustaka Utama.           
Yusanto, Ismail,dkk. 2011. Menggagas Pendidikan Islami. Bogor: Al-Azhar Pres
Disusun oleh: Karin, Nida, Nengsih




[1] Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi Pendidikan, Jakarta, Pustaka Al-Husna, 1986, hlm. 176
[2] Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah Dan Masyarakat,Jakarta, Gema Insani Press, 1995, hlm.193.
[3] Prof. DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Kalam Mulia, 2011,hal. 152  
[4] http://masoviq.blogspot.com/2012/09/kurikulum-pendidikan-islam.html
[5] Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan ….., 1986, hlm. 303
[6] Prof. DR. H. Ramayulis,  Ilmu Pendidikan Islam , 2011, hlm.154
[7] Suroso Adussalam, S. Pd, M. Pd, Sistem Pendidikan Islam, Surabaya, Sukses Publishing, 2011, hal.184-188
[8] Syafaruddin, dkk., Ilmu Pendidikan Islam (Melejitkan Potensi Budaya Umat), Jakarta,  Hijri Pustaka Utama, 2006, hlm.117.

[9] M. Ismail Yusanto, M. Rahmat Kurnia, dkk, menggagas Pendidikan Islami, Bogor, Al-Azhar Press, 2011, hal. 119-120.
[10] Dr. Amir Mahrudin, M.Pd.I, Kurikulum berbasis Kebutuhan peserta didik, masyarakat, bangsa dan kehidupan Global serta analisis SWOT dan langkah-langkah pengembangannya. Bogor, STAI Al-Hidayah, 2012, hlm. 53-55.

[11] Dra. Hj. Eneng Muslihah, M.M, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Diadit Media, 2011, hlm. 71.

[12] Prof. Dr. H. Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Prenada Media Group, 2012, hlm.129.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar