MAKALAH
KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum
merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem
pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada
semua jenis dan tingkat pendidikan.
Setiap
pendidik harus memahami perkembangan kurikulum, karena merupakan suatu
formulasi pedagogis yang paling penting dalam konteks
pendidikan, dalam kurikulum akan tergambar bagaimana usaha yang dilakukan
membantu siswa dalam mengembangkan potensinya berupa fisik, intelektual,
emosional, dan sosial keagamaan dan lain sebagainya.
Dengan
memahami kurikulum, para pendidik dapat memilih dan menentukan tujuan
pembelajaran, methode, tekhnik, media pengajaran, dan alat evaluasi pengajaran
yang sesuai dan tepat. Untuk itu, dalam melakukan kajian terhadap keberhasilan
sistem pendidikan ditentukan oleh semua pihak, sarana dan organisasi yang baik,
intensitas pekerjaan yang realistis tinggi dan kurikulum yang tepat guna. Oleh
karena itu, sudah sewajarnya para pendidik dan tenaga kependidikan bidang
pendidikan Islam memahami kurikulum serta berusaha mengembangkannya.
B. Rumusan Masalah
Dari
penjelasan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah diantaranya:
a) Apa yang di maksud dengan kurikulum dalam
pandangan islam?
b) Bagaimana Ciri dari Kurikulum Pendidikan
Islam?
c) Bagaimana Prinsip Dasar Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Islam?
d) Apa tujuan dari kurikulum Pendidikan islam?
C. Tujuan Penulisan
Adapaun tujuan daripada penulisan makalah ini
diantaranya:
1) Agar kita dapat memahami mengenai kurikulum
pendidikan islam dan dapat membedakannya dengan kurikulum yang bersifat umum.
2) Agar kita sebagai calon pendidik dapat
menerapkan kurikulum PAI secara menyeluruh sehingga menciptakan peserta didik
yang berkualitas dalam pendidikan PAI.
3) Menciptakan peserta didik yang memiliki
akhlakul karimah.
D. Sistematika Penulisan
Pada bagian isi makalah terdiri dari beberapa unsure diantaranya
sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Rumusan masalaha
C. Tujuan penulisan
D. Sistematika Penulisan
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Kurikulum Dalam Pendidikan Islam
B. Ciri –Ciri Kurikulum Pendidikan Islam
C. Prinsip Dasar Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam
D. Tujuan Kurikulum PAI
Bab III Penutup
Kesimpulan
Daptar Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Dalam Pendidikan Islam
Kurikulum
dapat dipandang sebagai suatu program yang direncanakan dan dilaksanakan untuk
mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum dalam pendidikan
Islam, dikenal dengan kata manhaj yang berarti jalan yang
terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka. Selain itu, kurikulum juga dapat dipandang
sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk
mencapai pendidikan.
M.
Arifin memandang kurikulum sebagai seluruh bahan pelajaran yang harus disajikan
dalam proses kependidikan dalam suatu sistem institusional pendidikan.
S.
Nasution menyatakan, ada beberapa penafsiran lain tentang kurikulum.
Diantaranya: Pertama, kurikulum sebagai produk (hasil
pengembangan kurikulum), Kedua, kurikulum sebagai hal-hal yang
diharapkan akan dipelajari oleh siswa (sikap, keterampilan tertentu), dan Ketiga,
kurikulum dipandang sebagai pengalaman siswa.
Pengertian
kurikulum dalam pandangan modern merupakan program pendidikan yang disediakan
oleh sekolah yang tidak hanya sebatas bidang studi dan kegiatan belajarnya
saja, akan tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan
dan pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan
sehingga dapat meningkatkan mutu kehidupannya yang pelaksanaannya tidak hanya
di sekolah tetapi juga di luar sekolah.
Jika
diaplikasikan dalam kurikulum pendidikan Islam, maka kurikulum berfungsi
sebagai pedoman yang digunakan oleh pendidik untuk membimbing peserta didiknya
ke arah tujuan tertinggi pendidikan Islam, melalui akumulasi sejumlah
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam hal ini proses pendidikan Islam
bukanlah suatu proses yang dapat dilakukan secara serampangan, tetapi hendaknya
mengacu kepada konseptualisasi manusia paripurna (insan kamil) yang
strateginya telah tersusun secara sistematis dalam kurikulum pendidikan Islam.
B. Ciri –Ciri Kurikulum Pendidikan Islam
a) Ciri-ciri Kurikulum Pendidikan Islam
Ciri-ciri
umum kurikulum pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
a.
Agama dan akhlak
merupakan tujuan utama. Segala yang diajarkan dan di amalkan harus berdasarkan
pada Al-Qur’an dan As-Sunnah serta ijtihad para ulama.
b.
Mempertahankan
pengembangan dan bimbingan terhadap semua aspek pribadi siswa dari segi
intelektual, psikologi, sosial, dan spiritual.
c.
Adanya keseimbangan
antara kandungan kurikulum dan pengalaman serta kegiatan pengajaran.
Oleh
karena itu dapat dikatakan, bahwa sebagai inti dari ciri-ciri kurikulum
pendidikan Islam adalah kurikulum yang dapat memotivasi siswa untuk berakhlak
atau berbudi pekerti luhur, baik terhadap Tuhan, terhadap diri dan lingkungan
sekitarnya.
Menurut
Abdurrahman An-Nahlawi dalam buku Ilmu pendidikan islam : Dra.Hj.Nur
Uhbiyati bahwa Sistem pendidikan Islam menuntut pengkajian kurikulum
yang Islami, tercermin dari sifat dan karakteristiknya. Kurikulum seperti itu
hanya mungkin, apabila bertopang yang mengacu pada dasar pemikiran yang Islami
pula, serta bertolak dari pandangan hidup serta pandangan tentang manusia/
pandangan antropologi serta diarahkan kepada tujuan pendidikan yang dilandasi
kaidah-kaidah Islami.
Agar kriteria Kurikulum Pendidikan Islam
tersebut dapat terpenuhi maka dalam penyusunannya supaya selalu
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a) Sistem dan perkembangan kurikulum hendaknya
selaras dengan fitrah insani.
b) Kurikulum hendaknya diarahkan untuk mencapai
tujuan akhir pendidikan Islam.
c) Pentahapan serta pengkhususan kurikulum
hendaknya memperhatikan periodisasi peserta didik maupun unisitas
(ke-khas-an)nya.
d) Dalam berbagai pelaksanaan, aktivitas, contoh dan nashnya,
hendaknya kurikulum memelihara segala kebutuhan nyata kehidupan masyarakat,
sambil tetap bertopang pada jiwa dan cita-cita ideal Islamnya.
e) Secara keseluruhan struktur dan organisasi
kurikulum tersebut hendaknya tidak bertentangan dan tidak menimbulkan
pertentangan.
f) Hendaknya kurikulum itu realistik.
g) Hendaknya metode pendidikan/pengajaran dalam
kurikulum itu bersifat luwes.
h) Hendaknya kurikulum itu efektif.
i) Kurikulum itu hendaknya memperhatikan pula
tingkat perkembangan siswa yang bersangkutan.
j) Hendaknya kurikulum itu memperhatikan
aspek-aspek tingkah laku amaliah Islami.
Adapun
ciri-ciri kurikulum pendidikan islam Menurut Al Syaibani bahwa Kurikulum
pendidikan Islam seharusnya mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
a) Kurikulum pendidikan Islam harus menonjolkan
mata pelajaran agama dan akhlak.
b) Kurikulum pendidikan Islam harus memperhatikan
pengembangan menyeruluh aspek pribadi siswa, yaitu aspek jasmani, akal, dan
rohani.
c) Kurikulum pendidikan Islam memperhatikan
keseimbangan antara pribadi dan masyarakat, dunia dan akhirat;jasmani, akal dan
rohani manusia.
d) Kurikulum pendidikan Islam memperhatikan juga seni halus.
e) Kurikulum pendidikan Islam mempertimbangkan
perbedaan-perbedaan kebudayaan.
C. Prinsip Dasar Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam
Tentang
prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar penyusunan kurikulum pendidikan Islam,
diantaranya:
a) Prinsip relevansi adalah adanya kesesuaian
pendidikan dengan lingkungan hidup murid, relevansi dengan kehidupan masa
sekarang dan akan datang, dan relevansi dengan tuntutan pekerjaan.
b) Prinsip efektifitas adalah agar kurikulum
dapat menunjang efektifitas guru yang mengajar dan peserta didik yang belajar.
c) Prinsip efisiensi adalah agar kurikulum dapat
mendayagunakan waktu, tenaga, dana, dan sumber lain secara cermat, tepat,
memadai dan dapat memenuhi harapan.
d) Prinsip kesinambungan adalah saling hubungan dan jalin menjalin
antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan.
e) Prinsip fleksibilitas artinya ada semacam
ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan di dalam bertindak yang meliputi
fleksibilitas dalam memilih program pendidikan, mengembangkan program
pengajaran, serta tahap-tahap pengembangan kurikulum.
f) Prinsip integritas antara mata pelajaran,
pengalaman-pengalaman, dan aktivitas yang terkandung di dalam kurikulum, begitu
pula dengan pertautan antara kandungan kurikulum dengan kebutuhan murid dan
masyarakat.
Menurut Al-Taumi Dalam buku
ilmu pendidikan islam karangan Dra.Hj.Nur Uhbiyati bahwasannya prinsip-prinsip
kurikulum pendidikan islam harus diajadikan pegangan pada waktu menyusun
kurikulum, prinsip-prinsip itu terdiri dari:
a) Prinsip pertama adalah prinsip yang berkaitan
dengan agama , termasuk ajaran dan nilainya, artinya segala sesuatu yang
berkaitan dengan kurikulum, termasuk falsafah, tujuan,metode mengajar dan lain
sebaginya harus berdasarkan pada agama dan akhlak islam.
b) Prinsip yang kedua adalah prinsip yang
bersifat menyeluruh,( universal ) pada tujuan dan kandungan kurikulum.
c) Prinsip ke tiga adalah keseimbangan yang
relative antara tujuan dan kandungan kurikulum.
d) Prinsip yang keempat adalah berkaitan dengan
bakat,minat,kemampuan,dan kebutuhan pelajar, begitu juga dengan lingkungan
sekitar fisik dan social damana pelajar hidup dan berinteraksi untuk memperoleh
pengetahuan,kemahiran pengalaman dan sikapnya.
e) Prinsip kelima adalah pemeliharaaan perbedaan
individual di antara pelajar dalam bakat, minat, kemampuan, kebutuhan dan
masalahnya, dan juga memelihara perbedaan dan kelainan di antara alam sekitar
dan masyarakat.
f) Prinsip keenam adalah prinsip perkembangan dan
perubahan Islam yang menjadi sumber pengambilan falsafah, prinsip, dasar
kurikulum, metode mengajar pendidikan Islam mencela keras sifat meniru (taklid)
secara membabi buta dan membeku pada yang kuno yang diwarisi dan mengikuti
tanpa selidik.
g) Prinsip ketujuh adalah prinsip peraturan
antara mata pelajaran, pengalaman dan kativita yang terkandung dalam kurikulum.
Selanjutnya menurut Prof. H. M. Arifin, MEd.,
bahwa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan pada waktu
menyusun kurikulum mencakup 4 macam, yaitu:
1. Kurikulum pendidikan yang sejalan dengan
identitas Islam.
2. Berfungsi sebagai alat yang efektif mencapai
tujuan tersebut.
3. Kurikulum yang bercirikan Islam.
4. Antara kurikulum, metode dan tujuan pendidikan
Islam harus saling berkaitan dan saling menjiwai dalam proses mencapai produk
yang bercita-citakan menurut ajaran Islam.
Sedangkan menurut Dr. Asma Hasan Fahmi
menyatakan bahwa prinsip-prinsip yang dijadikan pegangan dalam menentukan
kurikulum ada 6 macam, yaitu:
1. Nilai materi atau mata pelajaran, karena
pengaruhnya dalam mencapai kesempurnaan jiwa dengan cara mengenal Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Nilai mata pelajaran karena mengandung nasihat
untuk mengikuti jalan hidup yang baik dan utama.
3. Nilai mata pelajaran, karena pengaruhnya yang
berupa latihan, atau nilainya dalam memperoleh kebiasaan yang tertentu dari
akal yang dapat berpindah ke lapangan-lapangan yang lain bukan lapangan mata
pelajaran yang melatih akal itu pada kali pertama.
4. Nilai mata pelajaran, yang berfungsi
pembudayaan dan kesenangan otak (intellect).
5. Nilai pelajaran, karena diperlukan untuk
mempersiapkan seseorang guna memperoleh pekerjaan atau penghidupan.
6. Nilai mata pelajaran, karena ia merupakan alat
atau media untuk mempelajari ilmu yang lebih berguna.
Identik
dengan pendapat tersebut di atas yaitu sebagaimana dikemukakan oleh M. Athiyah
Al-Abrasyi yang mengatakan:
1. Pengaruh mata pelajaran dalam pendidikan jiwa
serta kesempurnaan jiwa.
2. Pengaruh suatu pelajaran dalam bidang petunjuk
dan tuntunan.
3. Mata pelajaran yang dipelajari oleh
orang-orang Islam karena mata pelajaran tersebut mengandung kelezatan ilmiah
dan kelezatan ideologi.
4. Orang muslim mempelajari ilmu pengetahuan
karena ilmu iu dianggap yang terlezat bagi manusia.
5. Pendidikan kejuruan, teknik dan
industrialisasi buat mencari penghidupan.
6. Mempelajari beberapa mata pelajaran adalah
alat dan pembuka jalan untuk mempelajari ilmu-ilmu lain.
Kurikulum
pendidikan Islam merupakan salah satu komponen yang amat penting dalam proses
pendidikan Islam. Ia juga menjadi salah satu bagian dari bahan masukan yang
mengandung fungsi sebagai alat pencapai tujuan (input instrumental)
pendidikan Islam.
Imam
Al-Ghazali menyatakan ilmu-ilmu pengetahuan yang harus dijadikan bahan
kurikulum lembaga pendidikan yaitu:
a) Ilmu-ilmu yang fardu’ain yang
wajib dipelajari oleh semua orang Islam meliputi ilmu-ilmu agama yakni ilmu
yang bersumber dari dalam kitab suci Al Qur’an.
b) Ilmu-ilmu yang merupakan fardu kifayah,
terdiri dari ilmu-ilmu yang dapat dimanfaatkan untuk memudahkan urusan hidup
duniawi, seperti ilmu hitung, ilmu kedokteran, ilmu pertanian dan industri.
Dari kedua kategori ilmu-ilmu tersebut,
Al-Ghazali merinci lagi menjadi 4, yaitu:
a) Ilmu-ilmu Al Qur’an dan ilmu agama seperti
Fiqih, Hadis dan Tafsir.
b) Ilmu bahasa, seperti nahwu saraf, makhraj, dan
lafal-lafalnya yang membantu ilmu agama.
c) Ilmu-ilmu yang fardu kifayah, terdiri dari
berbagai ilmu yang memudahkan urusan kehidupan duniawi.
d) Ilmu kebudayaan, seperti syair, sejarah, dan beberapa cabang
filsafat.
Ibnu Sina memberikan klasifikasi ilmu pengetahuan
untuk diajarkan kepada anak didik ada 2 macam, yaitu:
1. Ilmu Nadari atau ilmu teoretis adalah ilmu yang
mengandung iktibar tentang maujud dari alam dan isinya yang dianalisis secara
jujur dan jelas, akan diketahui Maha Penciptanya. Yang termasuk dalam jenis
ilmu ini adalah ilmu matematika, ilmu alam.
2. Ilmu –ilmu ‘Amali (praktis) yang terdiri dari beberapa
ilmu pengetahuan yang prinsip-prinsipnya berdasarkan atas sasaran-sasaran
analisisnya. Misalnya ilmu yang menganalisis tentang perilaku manusia dilihat
dari aspek individual maka timbullah ilmu akhlak. Jika menganalisis tentang
perilaku manusia dilihat dari aspek social, maka timbul ilmu politik (ilmu
siasah).
D. Tujuan Kurikulum PAI
Tujuan
adalah sesuatu yang penting untuk dicapai oleh setiap manusia. Menurut Muhammad
Munir, seperti yang dikutip Abdul Majid dan Dian Andayani (2004:74),
menjelaskan bahwa tujuan pendidikan agama Islam yaitu:
1) Tercapainya manusia seutuhnya, karena Islam
itu adalah agama yang sempurna sesuai dengan firman-Nya. "Pada hari ini
telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan nikmat-Ku, dan telah
Kuridhai Islam itu menjadi agama bagimu (QS. 5:3). Di antara tanda predikat
manusia seutuhnya adalah berakhlak mulia. Islam datang untuk mengantarkan
manusia seutuhnya sesuai dengan sabda Rasululllah Saw bahwa: "sesungguhnya
aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia".
2) Tercapainya kebahagiaan dunia akhirat,
merupakan tujuan yang seimbang. Landasannya adalah "Di antara mereka ada
yang berkata, Ya tuhan kami berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari api neraka". Untuk mencapai
tujuan ini sangat dibutuhkan tidak saja ilmu agama yang sebatas ritual
(spritual) semata-mata, melainkan juga perlu ilmu umum yang berkaitan dengan
kehidupan dunia.
Menumbuhkan kesadaran manusia mengabdi, dan patuh terhadap
perintah dan menjauhi larangan-Nya. Seperti pesan dalam sebuah ayat Allah :
"Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi ke
pada-Ku". Tujuan pendidikan Islam diproyeksikan agar hidup manusia menjadi
dekat dengan sang khaliq, karena itu ia harus mengabdi setiap saat kapan di
manapun
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kurikulum
dalam pendidikan Islam, dikenal dengan kata manhaj yang
berarti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya
untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka. Selain itu, kurikulum
juga dapat dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk mencapai pendidikan.
Jika
diaplikasikan dalam kurikulum pendidikan Islam, maka kurikulum berfungsi
sebagai pedoman yang digunakan oleh pendidik untuk membimbing peserta didiknya
ke arah tujuan tertinggi pendidikan Islam, melalui akumulasi sejumlah
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Pertimbangan-pertimbangan
para ahli pendidikan Islam dalam menentukan atau memilih kurikulum adalah segi
agama akhlak/budi pekerti dan berikutnya barulah dari segi kebudayaan dan
manfaat.
Kurikulum itu didesain dengan
mempertimbangkan:
· Prinsip berkesinambungan.
· Prinsip berurutan.
· Prinsip integrasi pengalaman.
Inti
dari kurikulum adalah kehendak Allah. Maka, kesatuan pengetahuan dan pengalaman
akan berpusat pada Allah, pengaturan kehidupan akan sesuai dengan kehendak
Allah. Kerangka kurikulum Islam adalah kerangka kurikulum yang umum, kerangka
kurikulum tersebut adalah sebagai berikut:
· tujuan,
· isi kurikulum,
· metode, dan
· evaluasi
Daftar Pustaka
v Sudiyono.H.M.
Drs; Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),
Jilid Ke-1.
v Uhbiyati Nur .Hj.Dra
; Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia , 2005),
Cet. Ke-1.
KURIKULUM PENDIDIKAN
ISLAM
KURIKULUM PENDIDIKAN
ISLAM
A. Pendahuluan
Di antara pendidikan yang paling penting bagi setiap manusia ialah pendidikan Islam. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang melatih kepekaan (sensibility) para peserta didik sedemikian rupa sehingga sikap hidup dan perilaku, juga keputusan dan pendekatannya kepada semua jenis pengetahuan dikuasai oleh perasaan mendalam nilai-nilai etik dan spiritual Islam. Mereka dilatih dan mentalnya didisiplinkan, sehingga mereka mencari pengetahuan tidak sekadar untuk memuaskan keingin tahuan intelektual atau hanya untuk keuntungan dunia material belaka, tetapi juga untuk mengembangkan diri sebagai makhluk rasional dan saleh yang kelak dapat memberikan kesejahteraan fisik, moral dan spiritual bagi keluarga, masyarakat dan umat manusia.
Dalam makalah ini penulis akan menerangkan mengenai kurikulum yang berkaitan dengan pendidikan Islam. Kurikulum pendidikan Islam yang dimaksudkan di sini tidak terbatas mempelajari mata pelajaran pengetahuan Ugama Islam saja sebagaimana kefahaman kebanyakkan masyarakat. Tetapi pendidikan Islam itu sebenarnya mempunyai jangkauan yang lebih luas meliputi semua cabang ilmu pengetahuan yang dibenarkan oleh agama Islam.
B. Rumusan Masalah
Dari sekilas pendahuluan diatas, maka pemakalah dapat merumuskan beberapa masalah, antara lain :
1. Apa definisi Kurikulum Pendidikan Islam?
2. Apa materi pokok dalam Kurikulum Pendidikan Islam?
3. Bagaimana cara penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam?
C. Pembahasan
1. Definisi Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikuum adalah semua rencana yang terdapat dalam proses pembelajaran. Kurikululm dapat diartikan pula sebagai semua usaha lembaga pendidikan yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang disepakati.
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan untuk sisiwa sekolah. Kurikulum disusun oleh para pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha serta masyarakat lainnya. Rencana ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidika, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendir, keluarga, maupun masyarakat.
Kurikulum dalam pengertian mutahir adalah semua kegiatan yang memberikan pengalaman kepada siswa (anak didik) di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah.
Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Atau dengan kata lain kurikulum pendidikan Islam adalah semua aktivitasi, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka tujuan pendidikan Islam.
Berdasarkan keterangan di atas, maka kurikulum pendidikan Islam itu merupakan satu komponen pendidikan agama berupa alat untuk mencapai tujuan. Ini bermakna untuk mencapai tujuan pendidikan agama (pendidikan Islam) diperlukan adanya kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan Islam dan bersesuaian pula dengan tingkat usia, tingkat perkembangan kejiwaan anak dan kemampuan pelajar.
2. Materi Pokok dalam Kurikulum Pendidikan Islam
Materi pokok kurikulum pendidikan Islam meliputi:
a. Tujuan
Tujuan pendidikan agama Islam ini, dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu: tujuan kurikuler dan tujuan pembelajaran. Adapun tujuan kurikuler tersebut “pendidikan agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalamanpeserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”
b. Isi
Isi dari kurikulum adalah materi atau bahan pelajaran dan pengetahuan atau pengalaman belajar yang harus diberikan pada peserta didik untuk mencapai materi tersebut.
c. Strategi atau Metode
Strategi adalah pola-pola umum kegiatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar atau kegiatan kurikuler untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
d. Evaluasi
Evaluasi kurikulum dimaksudkan menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan untuk menentukan efisiensi, efektifitas, relevasi dan produktifitas, program dalam mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum pendidikan Islam meliputi tiga hal yaitu:
a. Masalah Keimanan (aqidah)
Bagian aqidah menyentuh hal-hal yang bersifat iktikad (kepercayaan). Termasuk mengenai iman setiap manusia dengan Allah, Malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul, Hari Qiamat dan Qada dan Qadar Allah swt. Masalah keimanan mendapat prioritas pertama dalam penyusunan kurikulum karena pokok ajaran inilah yang pertam perlu ditanamkan pada anak didik.
b. Masalah Keislaman (syariah)
Bagian syariah meliputi segala hal yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan peraturan hukum Allah dalam mengatur hubungan manusia dengan Allah dan antara sesama manusia. Aspek pergaulan hidup manusia dengan sesamanya sebagai pokok ajaran Islam Yang penting ditempatkan pada prioritas kedua dalam urutan kurikulum ini.
c. Masalah Ihsan (akhlak).
Bagian akhlak merupakan suatu amalan yang bersifat melengkapkan kedua perkara di atas (keimanan dan keislaman) dan mengajar serta mendidik manusia mengenai cara pergaulan dalam kehidupan bermasyarakat.
Ketiga ajaran pokok tersebut di atas akhirnya dibentuk menjadi Rukun Iman, Rukun Islam dan Akhlak. Dari ketiga bentuk ini pula lahirlah beberapa hukum agama, berupa ilmu tauhid, ilmu fiqih dan ilmu akhlak. Selanjutnya ketiga kelompok ilmu agama ini kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum Islam, yaitu al-Quran dan al-Hadis serta ditambah lagi dengan sejarah Islam.
Hal yang perlu didahulukan dalam kurikulum pendidikan Islam yang pertama ialah al-Quran dan Hadis. Kedua ialah bidang ilmu yang meliputi kajian tentang manusia sebagai individu dan juga sebagai anggota masyarakat. Menurut istilah moden bidang ini dikenali sebagai kemanusiaan (al-ulum al-insaniyyah). Bidang-bidangnya termasuklah psikologi, sosiologi, sejarah, ekonomi dan lain-lain. Ketiga bidang ilmu mengenai alam atau sains natural ( al-ulum al-Kauniyyah), yang meliputi bidang-bidang seperti astronomi, biologi dan lain-lain.
Sedangkan mengenai sistem pengajaran dan teknik penyampaian adalah terserah kepada kebijakan guru melalui pengalamannya dengan cara memperhatikan bahan yang tersedia, waktu serta jadual yang sudah ditetapkan oleh pihak tertentu (sekolah masing-masing).
Dalam perkembangannya kurikulum pendidikan Islam juga harus menyesuakan prinsip-prinsip kurikulum secara umum, sebagai berikut:
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
b. Menyeluruh dan berkesinambungan
Kesinambungan disini dimaksudkan adalah saling hubungan atau jalin menjalin antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan.
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum disesuaikan dengan minat dan bakat anak didik sehingga terjadi interaktif anatara pengajaran denagan daya berpikir anak.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Prinsip relevensi adalah kesesuaian, keserasian pendidikam dengan tuntutan masyarakat.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
e. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
f. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. Sekolah tidak saja memberi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan pada saat peserta didik tamat dari sekolah namun juga memberikan bekal kemampuan untuk dapat menumbuh kembangkan dirinya di luar sekolah dan berjalan terus menerus sepanjang hayat.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
Kurikulum Pendidikan Islam bertujuan menanamkan kepercayaan dalam pemikiran dan hati genarasi muda, pemulihan akhlak dan membangunkan jiwa rohani. Ia juga bertujuan untuk memperoleh pengetahuan secara berterusan, gabungan pengetahuan dan kerja, kepercayaan dan akhlak dan penerapan amalan teori dalam hidup.
3. Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam
Di antara hal yang paling penting di dalam pembentukan setiap kurikulum, tidak terkecuali kurikulum pendidikan Islam, ialah penyusunannya. Untuk penyusunan yang rapi dan berkesan, kerjasama antara pihak sekolah dan pihak penyusun kurikulum amatlah diperlukan. Penyusunan tersebut hendaklah menitikberatkan kesesuaiannya menurut kemampuan pelajar. Dalam penyususan kurikulum hendaknya semua pihak dalam satu lembaga sekolah/yayasan diikut sertakan, sehingga dlam pelaksanaanya nanti dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, serta dapat dipertanggung jawabkan.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan suatu kurikulum, ialah:
a. Tujuan pendidikan, dijabarkan menjadi tujuan-tujuan institusional, dirinci menjadi tujuan kurikuler, dirumuskan menjadi tujuan-tujuan instruksional (umum dan khusus), yang mendasari perencanaan pengajaran.
b. Perkembangan peserta didik, merupakan landasan psikologis yang mencakup psikologi perkembangan dan psikologi belajar;
c. Mengacu pada landasan sosiologis dibarengi oleh landasan kultur ekologis.
d. Kebutuhan pembangunan nasional yang mencakup pengembangan SDM dan pembangunan semua sektor ekonomi.
e. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
f. Jenis dan jenjang pendidikan yang dikelompokkan sesuai dengan sifat dan kekhususan tujuannya.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan, mempunyai kedudukan sentral, menentukan kegiatan dan hasil pendidikan. Penyusunannya memerlukan fondasi yang kuat, didasarkan atas hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Kurikulum yang lemah akan mengahasilkan manusia yang lemah pula.
D. Kesimpulan
Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam.
Kurikulum pendidikan Islam meliputi tiga hal yaitu: masalah keimanan (aqidah), masalah keislaman (syariah),masalah ihsan (akhlak).
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan, mempunyai kedudukan sentral, menentukan kegiatan dan hasil pendidikan. Penyusunannya memerlukan fondasi yang kuat, didasarkan atas hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Kurikulum yang lemah akan mengahasilkan manusia yang lemah pula.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum GBPP Pendidikan Agama Islam, Jakarta, 1995.
Faudiddin, dkk, Pengembangan dan Inofasi Kurikulum, Jakarta: Dirjen Binbaga Islam, 1994.
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Muslam, Pengembangan Kurikulum MI/PAI SD, Semarang, Pusat Kajian dan Pengembangan Ilmu-ilmu Keislaman, 2006.
Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Dirjen Binbaga Islam Depag RI,1995.
Nana Syaudih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: Rosdakarya, 2007.
Samsul Nizar, Penghantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001.
Subandijah, Pengembangan Kurikulumdan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1992.
Zakiah Darajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1992.
A. Pendahuluan
Di antara pendidikan yang paling penting bagi setiap manusia ialah pendidikan Islam. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang melatih kepekaan (sensibility) para peserta didik sedemikian rupa sehingga sikap hidup dan perilaku, juga keputusan dan pendekatannya kepada semua jenis pengetahuan dikuasai oleh perasaan mendalam nilai-nilai etik dan spiritual Islam. Mereka dilatih dan mentalnya didisiplinkan, sehingga mereka mencari pengetahuan tidak sekadar untuk memuaskan keingin tahuan intelektual atau hanya untuk keuntungan dunia material belaka, tetapi juga untuk mengembangkan diri sebagai makhluk rasional dan saleh yang kelak dapat memberikan kesejahteraan fisik, moral dan spiritual bagi keluarga, masyarakat dan umat manusia.
Dalam makalah ini penulis akan menerangkan mengenai kurikulum yang berkaitan dengan pendidikan Islam. Kurikulum pendidikan Islam yang dimaksudkan di sini tidak terbatas mempelajari mata pelajaran pengetahuan Ugama Islam saja sebagaimana kefahaman kebanyakkan masyarakat. Tetapi pendidikan Islam itu sebenarnya mempunyai jangkauan yang lebih luas meliputi semua cabang ilmu pengetahuan yang dibenarkan oleh agama Islam.
B. Rumusan Masalah
Dari sekilas pendahuluan diatas, maka pemakalah dapat merumuskan beberapa masalah, antara lain :
1. Apa definisi Kurikulum Pendidikan Islam?
2. Apa materi pokok dalam Kurikulum Pendidikan Islam?
3. Bagaimana cara penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam?
C. Pembahasan
1. Definisi Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikuum adalah semua rencana yang terdapat dalam proses pembelajaran. Kurikululm dapat diartikan pula sebagai semua usaha lembaga pendidikan yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang disepakati.
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan untuk sisiwa sekolah. Kurikulum disusun oleh para pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha serta masyarakat lainnya. Rencana ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidika, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendir, keluarga, maupun masyarakat.
Kurikulum dalam pengertian mutahir adalah semua kegiatan yang memberikan pengalaman kepada siswa (anak didik) di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah.
Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Atau dengan kata lain kurikulum pendidikan Islam adalah semua aktivitasi, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka tujuan pendidikan Islam.
Berdasarkan keterangan di atas, maka kurikulum pendidikan Islam itu merupakan satu komponen pendidikan agama berupa alat untuk mencapai tujuan. Ini bermakna untuk mencapai tujuan pendidikan agama (pendidikan Islam) diperlukan adanya kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan Islam dan bersesuaian pula dengan tingkat usia, tingkat perkembangan kejiwaan anak dan kemampuan pelajar.
2. Materi Pokok dalam Kurikulum Pendidikan Islam
Materi pokok kurikulum pendidikan Islam meliputi:
a. Tujuan
Tujuan pendidikan agama Islam ini, dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu: tujuan kurikuler dan tujuan pembelajaran. Adapun tujuan kurikuler tersebut “pendidikan agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalamanpeserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”
b. Isi
Isi dari kurikulum adalah materi atau bahan pelajaran dan pengetahuan atau pengalaman belajar yang harus diberikan pada peserta didik untuk mencapai materi tersebut.
c. Strategi atau Metode
Strategi adalah pola-pola umum kegiatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar atau kegiatan kurikuler untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
d. Evaluasi
Evaluasi kurikulum dimaksudkan menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan untuk menentukan efisiensi, efektifitas, relevasi dan produktifitas, program dalam mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum pendidikan Islam meliputi tiga hal yaitu:
a. Masalah Keimanan (aqidah)
Bagian aqidah menyentuh hal-hal yang bersifat iktikad (kepercayaan). Termasuk mengenai iman setiap manusia dengan Allah, Malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul, Hari Qiamat dan Qada dan Qadar Allah swt. Masalah keimanan mendapat prioritas pertama dalam penyusunan kurikulum karena pokok ajaran inilah yang pertam perlu ditanamkan pada anak didik.
b. Masalah Keislaman (syariah)
Bagian syariah meliputi segala hal yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan peraturan hukum Allah dalam mengatur hubungan manusia dengan Allah dan antara sesama manusia. Aspek pergaulan hidup manusia dengan sesamanya sebagai pokok ajaran Islam Yang penting ditempatkan pada prioritas kedua dalam urutan kurikulum ini.
c. Masalah Ihsan (akhlak).
Bagian akhlak merupakan suatu amalan yang bersifat melengkapkan kedua perkara di atas (keimanan dan keislaman) dan mengajar serta mendidik manusia mengenai cara pergaulan dalam kehidupan bermasyarakat.
Ketiga ajaran pokok tersebut di atas akhirnya dibentuk menjadi Rukun Iman, Rukun Islam dan Akhlak. Dari ketiga bentuk ini pula lahirlah beberapa hukum agama, berupa ilmu tauhid, ilmu fiqih dan ilmu akhlak. Selanjutnya ketiga kelompok ilmu agama ini kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum Islam, yaitu al-Quran dan al-Hadis serta ditambah lagi dengan sejarah Islam.
Hal yang perlu didahulukan dalam kurikulum pendidikan Islam yang pertama ialah al-Quran dan Hadis. Kedua ialah bidang ilmu yang meliputi kajian tentang manusia sebagai individu dan juga sebagai anggota masyarakat. Menurut istilah moden bidang ini dikenali sebagai kemanusiaan (al-ulum al-insaniyyah). Bidang-bidangnya termasuklah psikologi, sosiologi, sejarah, ekonomi dan lain-lain. Ketiga bidang ilmu mengenai alam atau sains natural ( al-ulum al-Kauniyyah), yang meliputi bidang-bidang seperti astronomi, biologi dan lain-lain.
Sedangkan mengenai sistem pengajaran dan teknik penyampaian adalah terserah kepada kebijakan guru melalui pengalamannya dengan cara memperhatikan bahan yang tersedia, waktu serta jadual yang sudah ditetapkan oleh pihak tertentu (sekolah masing-masing).
Dalam perkembangannya kurikulum pendidikan Islam juga harus menyesuakan prinsip-prinsip kurikulum secara umum, sebagai berikut:
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
b. Menyeluruh dan berkesinambungan
Kesinambungan disini dimaksudkan adalah saling hubungan atau jalin menjalin antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan.
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum disesuaikan dengan minat dan bakat anak didik sehingga terjadi interaktif anatara pengajaran denagan daya berpikir anak.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Prinsip relevensi adalah kesesuaian, keserasian pendidikam dengan tuntutan masyarakat.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
e. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
f. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. Sekolah tidak saja memberi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan pada saat peserta didik tamat dari sekolah namun juga memberikan bekal kemampuan untuk dapat menumbuh kembangkan dirinya di luar sekolah dan berjalan terus menerus sepanjang hayat.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
Kurikulum Pendidikan Islam bertujuan menanamkan kepercayaan dalam pemikiran dan hati genarasi muda, pemulihan akhlak dan membangunkan jiwa rohani. Ia juga bertujuan untuk memperoleh pengetahuan secara berterusan, gabungan pengetahuan dan kerja, kepercayaan dan akhlak dan penerapan amalan teori dalam hidup.
3. Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam
Di antara hal yang paling penting di dalam pembentukan setiap kurikulum, tidak terkecuali kurikulum pendidikan Islam, ialah penyusunannya. Untuk penyusunan yang rapi dan berkesan, kerjasama antara pihak sekolah dan pihak penyusun kurikulum amatlah diperlukan. Penyusunan tersebut hendaklah menitikberatkan kesesuaiannya menurut kemampuan pelajar. Dalam penyususan kurikulum hendaknya semua pihak dalam satu lembaga sekolah/yayasan diikut sertakan, sehingga dlam pelaksanaanya nanti dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, serta dapat dipertanggung jawabkan.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan suatu kurikulum, ialah:
a. Tujuan pendidikan, dijabarkan menjadi tujuan-tujuan institusional, dirinci menjadi tujuan kurikuler, dirumuskan menjadi tujuan-tujuan instruksional (umum dan khusus), yang mendasari perencanaan pengajaran.
b. Perkembangan peserta didik, merupakan landasan psikologis yang mencakup psikologi perkembangan dan psikologi belajar;
c. Mengacu pada landasan sosiologis dibarengi oleh landasan kultur ekologis.
d. Kebutuhan pembangunan nasional yang mencakup pengembangan SDM dan pembangunan semua sektor ekonomi.
e. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
f. Jenis dan jenjang pendidikan yang dikelompokkan sesuai dengan sifat dan kekhususan tujuannya.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan, mempunyai kedudukan sentral, menentukan kegiatan dan hasil pendidikan. Penyusunannya memerlukan fondasi yang kuat, didasarkan atas hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Kurikulum yang lemah akan mengahasilkan manusia yang lemah pula.
D. Kesimpulan
Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam.
Kurikulum pendidikan Islam meliputi tiga hal yaitu: masalah keimanan (aqidah), masalah keislaman (syariah),masalah ihsan (akhlak).
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan, mempunyai kedudukan sentral, menentukan kegiatan dan hasil pendidikan. Penyusunannya memerlukan fondasi yang kuat, didasarkan atas hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Kurikulum yang lemah akan mengahasilkan manusia yang lemah pula.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum GBPP Pendidikan Agama Islam, Jakarta, 1995.
Faudiddin, dkk, Pengembangan dan Inofasi Kurikulum, Jakarta: Dirjen Binbaga Islam, 1994.
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Muslam, Pengembangan Kurikulum MI/PAI SD, Semarang, Pusat Kajian dan Pengembangan Ilmu-ilmu Keislaman, 2006.
Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Dirjen Binbaga Islam Depag RI,1995.
Nana Syaudih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: Rosdakarya, 2007.
Samsul Nizar, Penghantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001.
Subandijah, Pengembangan Kurikulumdan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1992.
Zakiah Darajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1992.
A. Pengertian
Kurikulum
Secara Etimologi, kurikulum berasal dari bahasa
Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curare yang
berarti temapt berpacu. Istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada
zaman Romawi Kuno di Yunani yang mengandung pengertian jarak yang harus ditmpuh
oleh pelari dari garis start sampai finish. Dalam
bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang
berarti jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang
kehidupan.[1]
Secara Terminologi, kurikulum merupakan suatu
rencana tingkat pengajaran dan lingkungan sekolah tertentu. kurikuluk ditujukan
untuk mengantarkan anak didik pada tingkatan pendidikan, perilaku, dan
intelektual yang diharapkan membawa mereka pada sosok anggota masyarakat yang
berguna bagi bangsa dan masyarakat, serta mau berkarya bagi pembangunan bangsa
dan perwujudan idealismenya.[2]
Dengan demikian, pengertian kurikulum dalam pandangan modern
merupakan pogram pendidikan yang disediakan oleh sekolah yang tidak hanya
sebatas bidang studi dan kegiatan belajarnya saja, akan tetapi
meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan
pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan sehingga dapat
meningkatkan mutu kehidupannya yaitu pelaksanaannya bukan saja di sekolah
tetapi juga di luar sekolah. Jika diaplikasikan dalam kurikulum pendidikan
Islam, maka kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang digunakan oleh pendidik
untuk membimbing peserta didiknya ke arah tujuan tertinggi pendidikan Islam
melalui akumulasi sejumlah pengetahiuan, keterampilan dan sikap. Dalam hal ini,
pendidikan Islam bukanlah suatu proses yang dapat dilakukan secara serampangan,
tetapi hendaknya mengacu kepada konseptualisasi manusia paripurna (insan
kamil) yang strateginya telah tersusun secara sistematis dalam
kurikulum pendidikan Islam.[3]
Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam
berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis
diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Atau
dengan kata lain kurikulum pendidikan Islam adalah semua aktivitasi,
pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis diberikan
oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka tujuan pendidikan Islam.[4]
Kurikulum dalam pendidikan Islam, dikenal dengan kata manhaj yang
berarti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya
untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka. Selain
itu, kurikulum juga dapat dipandang sebagai suatu program pendidikan yang
direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai pendidikan.
B. Komponen Kurikulum
Ada empat komponen
utama kuikulum, yaitu:[5]
1. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh
pendidikan itu. Dengan lebih tegas lagi orang yang bagaimana yang ingin kita
bentuk dengan kurikulum.
2. Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi,
data-data, aktifitas-aktifitas dan pengalaman-pengalaman darimana terbentuk
kurikulum itu. bagian inilah yang disebut mata pelajaran.
3. Metode dan cara mengajar yang dipakai oleh
guru-guru untuk mengajar dan memotivasi murid untuk membawa mereka ke arah yang
dikehendaki ileh kurikulum.
4. Metode dan cara penialian yang dipergunakan
dalam mengukur dan menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang
direncanakan kurikulum tersebut.
Adapun menurut
Ramayulis, komponen kurikulum meliputi:[6]
1. Tujuan yang ingin dicapai meliputi: a) Tujuan
Akhir, b) Tujuan Umum, c) Tujuan Khusus, d) Tujuan Sementara.
2. Isi kurikulum, berupa materi pembelajatran
yang dprogram untuk mencapai tujuan pendidikanyang telah ditetapkan. mteri
tersebut disusun ke dalam silabus dan dalam mengaplikasikannya dib\cantumkan
pula dalam Satuan Pembelajaran dan Rencana Pembelajaran.
3. Media (sarana dan prasarana)
Media sebagai sarana
perantara dalam pembelajran untuk menjabarkan isi kurikulum agar lebih mudah
dipahami oleh peserta didik. Media tersebut berupa benda (materi) dan bukan
materi (non materi).
4. Strategi
Strategi merujuk pada
pendekatan dan metode serta teknik mengajar yang digunakan. Dalam strategi
termasuk juga komponen penunjang lainnay, seperti: 1. sistem administrasi, 2.
pelayanan BK, 3. remedial, pengayaan dan
sebagainya.
5. Proses Pembelajaran
Komponen ini sangat
penting sebab diharapkan melalui proses pembelajaran akan terjadi perubahan
tingkah laku pada diri peserta didik sebagai indikator keberhasilan pelaksanaan
kurikulum. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran dituntut sarana
pembelajaran yang kondusif sehingga memungkinkan dan mendorong kreatifitas
peserta didik dengan bantuan pendidik.
6. Evaluasi
Dengan evaluasi/ penialian, dapat diketahui cara pencapaian
tujuan.
C. Dasar-Dasar Kurikulum Pendidikan Islam
Ramayulis mengutip
Herman H. Home dalam memberikan dasar bagi penyusunan kurikulum dengan tiga
macam, yaitu:
1. Dasar Psikologis, yang digunakan untuk
memenuhi dan mengetahui kemampuan yang diperoleh oleh pelajar dan kebutuhan
anak didik (the ability and needs of children).
2. Dasar Sosilogis, yang digunakan untuk
mengetahui tuntutan yang sah dari masyarakat (the legitimate demands of society).
3. Dasar Filosofis, yang digunakan untuk
mengetahiu keadaan semesta/tempat kita hidup (the kind of which we live).
D. Prinsip Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Islam
Kurikulum dikembangkan
berdasarkan prinsip-rinsip berikut:[7]
1. Berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
2. Beragam dan terpadu, yaitu dikembangkan dengan
memperhatikan keragaman karaktristik peserta didik, kondidi daerah, dan jenjang
serta jenis pendidikan, tanpa membedakan suku, budaya, dan adat istiadat serta
status sosial ekonomi dan menyesuaikan dengan gender yang sejalan dengan fitrah
manusia sehingga menjadi harmonis.
3. Tanggapan terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Kurikulum dikembangkan atas
dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara
dinamis dan oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik
untk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan,
teknoli\ogi dan seni sepanjang tuntutan syari’at Islam (tidak melanggar
ketentuan Allah dan Rasul-Nya).
4. Relevan dengan
kebutuhan kehidupan. Pengembangan keterampilan sosial, keterampilan akademik,
dan vokasional dan kepatuhan dan ketundukan kepada Allah merupakan keniscayaan.
Dunia pendidikan dan dunia nyata(masyarakat luas) yang akan dimasuki anak
setelah selesai mengikuti satuan pendidikan tertentu akan memberikan bekal bagi
mereka untuk dapat berperan secara tepat di masyarakatnya.
5. menyeluruh dan
berkesinambungan. substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi
bidang kajian keilmuan, dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat kurikulum di arahkan
kepada proses pengembangan, pembudayaan danpemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat.kurikulum mencerminkan keterkaitan unsur-unsur
pendidikan forma, non-formal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya yakni manusia shalih/shalihah atau berakhlak mulia. belajar dimulai
sejak buaian ibu hingga ke liang lahat.
E. Peranan dan Fungsi Kurikulum
Pada prinsipnya kurikulum merupakan tindak lanjut dari
kebudayaan yang menerapkan kurikulum untuk membina masyarakat dan bangsa sesuai
dengan tujuan pendidikan. Dalam kedudukannya sebagai program pendidikan, maka
kurikulum memiliki peranan yang sangat penting dalam menyiapkan proses belajar
mengajar disetiap sekolah. Dalam hai ini ada tiga peranan kurikulum yang sangat
penting untuk diketahui, yaitu: peranan konservatif, peranan kreatif, dan
peranan kritis dan evaluatif.[8]
1. Peranan Konservatif
Kebudayaan yang dilahirkan oleh generasi tertentu tidak akan
punah dengan habisnya generasi yang bersangkutan. Kebudayaan diperlukan oleh
manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya, bahkan kebudayaan terwujud dan
dilahirkan dari prilaku manusia.
Kebudayaan mencakup peraturan yang berisi kewajiban dan
tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak atau tindakan yang dilarang dan
diizinkan.
2. Peranan Kreatif
Kurikulum
juga melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif dalam anti menciptakan
dan menyusun sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk masa
sekarang dan masa yang akan dating. Untuk membantu setiap individu dalam
mengembangkan potensi yang dimilikinya, maka kurikulum harus disusun sedemikian
rupa, yaitu meliputi penyusunan sejumlah mata pelajaran, cara berfikir, untuk
mendapatkan kemampuan dan keterampilan. Seluruh isi dan sasaran itu dimaksudkan
agar dapat memberikan manfaat untuk mempertahankan dan mengembangkan tingkat
kehidupan masyarakat dan bangsa yang reatid antisipatif terhadap perkembangan
zaman.
3. Peranan Kritis dan Penilaian
Kebudayaan suatu masyarakat dan bangsa selalu berubah, bertambah
dan berkembangsesuai
dengan perkembangan zaman. Kurikulum harus melakukan pilihan yang tepat
berdasarkan kriteria tertentu yang menuju pada kebudayaan masa depan. Lebih
dari itu, kurikulum menjadi alat untuk menilai dan sekaligus memperbaiki
masyarakat menurut nilai-nilai kebudayaan, nilai-nilai moral serta sains dan
teknologi.
Kurikulum juga melaksanakan berbagai fungsi
yang menunjukkan betapa penting peranannya dalam proses belajar mengajar di
setiap sekolah. Alexander dan Saylor dalam bukunya Principle of
Secondary Education menyatakan bahwa ada beberapa fungsi kurikulum,
yaitu:
a) Fungsi Penyesuaian
Setiap manusia, hidup dan perkembangan
pribadinya dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia berada. Yang perlu ditegaskan
lingkungan selalu berubah, dan sifat dinamisnya sesuai dengan perkembangan
zaman. Maka setiap individu harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya
yang dinamis.
Berkaitan dengan proses mengarahkan kedinamisanmasyarakat secara
terencana dan terpadu, maka peranan pendidikan sangat penting untuk menentukan
arah perkembangan masyarakatnya. Di sinilah fungsi kurikulum harus mampu
membawa perkembangan masyarakat ke dalam lingkungan sekolah untuk dijadikan
objek kajian para pelajar. Objek kajian ini merupakan hasil rumusan budaya dan
nilai-nilai keilmuan yang dimiliki oleh suatu masyarakat sehingga lahirlah
sejumlah mata pelajaran atau disiplin ilmu pengetahuan yang menjadi bahan
pelajaran murid-murid.
b) Fungsi Keterpaduan
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam mengarahkan proses
pendidikan setiap pelajar agar bersifat integratif. Dalam hal ini kurikulum
berfungsi untuk mengarahkan dan menyiapkan pengalaman belajar yang dapat
mendidik pribadi anak yang kompak antara satu dengan lainnya sesuai dengan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya.
c) Fungsi Perbedaan
Kurikulum harus dapat memberi pelayanan terhadap perbedaan
individu dalam masyarakat. Pada dasarnya perbedaan akan mendorong orang untuk
berfikir dengan kritis dan kreatif. Proses seperti ini juga akan mendorong
kemajuan social dalam masyarakat. Hal ini tidak berarti bahwa dengan adanya
perbedaan atau defferensasi harus mengabaikan kesatuan social, karena perbedaan
individu dan kebudayaan itu merupakan kekayaan social. Dengan demikian
kurikulum harus mampu melayani pengembangan kemampuan individu yang berbeda
dalam lingkungan masyarakat.
d) Fungsi Persiapan
Kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan
studi ke tahap yang lebih tinggi. Kurikulum harus benar-benar dapat menyiapkan
pengalaman-pengalaman belajar untuk bekal hidupnya dalam bermasyarakat setelah
ia selesai pada suatu tingkat/ tahap pendidikan tertentu.
e) Fungsi Pemilihan
Program-program yang berkualitas dalam suatu organisasi
kurikulum diperlukan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa melalui
pengalaman-pengalaman belajar yang dapat mereka pilih sesuai dengan minat dan
bakatnya. Karena itu kurikulum yang disusun harus bersifat fleksibel dan dapat
memenuhi harapan pada guru dalam membina kepribadian siswa.
f) Fungsi Diagnostik
Usaha-usaha yang dilakukan untuk melayani siswa, harus sampai
kepada tingkat mengarahkan kesadaran mereka agar mampu memahami, mengembangkan
serta menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Selain itu anak harus mampu memecahkan masalah-masalah yang ditemukannya dalam
keluarga dan masyarakat serta menyadari akan kelemahan-kelemahan yang
dimilikinya, sehingga mampu memperbaiki dirinya sendiri dengan bimbingan dan
arahan dari guru. Fungsi yang demikian merupakan salah satu fungsi kurikulum
dalam mendiagnosis dan membimbing para siswa agar dapat berkembang secara
optimal.
F. Pedoman Umum Pengembangan Kurikulum
Guna mengoptimalkan pencapaian tuuan pendidikan disetiap jenjang,maka pemgembamgan kurikulum
dalam jangka pendek lebih di arahkan pada sejumlah hal berikut[9] ;
1. Penyusunan buku-buku bahan pengajaran untuk
semua materi ilmu lehidupan (iptek atau keahlian) dan buku –buku bahan
pengajaran untuk materi tsaqofah islam sebagai materi kirikilum muatan local
2. Penyusunan tata tertib sekolah yang sepenuhnya
di seleraskan dengan konsep pendidikan dan kondisi prndidikan dan kondisi
masing – masing daerah
3. Penyusunan konsep penbinaan terpadu kesiswaan
4. Penyiapan guru dan program orientasi bagi
seluruh pengelola pendidikan ( guru dan pendidikan ) guna memahami konsep
pendidikan ini.
Penyusunan buku-buku
bahan pengajaran yang di maksud si lakukan dengan menggunakan lima metide
pengembangan materi,yaitu internalisasi ,koreksi ,substitusi ,adisi ,dan
fiksasi .
a) Metode internalisasi nilai –nilai islam di
terapkan dalam penyusunan buku- buku bahahn pengajaran untuk semua materi ilmu
kehidupan ( iptek dan keahlian ) agar didalam pengajaran sains terkait erat
dengan nilai –nilai islam
b) Metode koreksi di berlakukan pasa bahan
pengajaran yang tisak sesuai dengan ide ,pendapat dan hukum islam.
c) Materi substitusi gunakan untuk menggantikan
materi –materi pasa bahan –bahan pengajaran yang tidak lagi dapat di
pertahankan mengingat tidak sejalan dengan tujuan pendidikan islam.
d) Metode adisi adalah metode yang berupa
penambahan materi oleh karena kandungan materi lama dipandang tidak lagi
memadai, khususnya untuk materi tsaqafah islam sebagai materi kurikulum muatan
local.
e) Metode fiksasi adalah memepertahankan materi
yang sudah ada karena di nilai telah memadai .
Selain menempuh upaya
pengembangan tersebut diatas,perlu lebih di pokuskan pula penyesuaian dan
akselerasi pemahaman dan kemampuan pengelolaan pendidikan terhadap kemampuan
dan daya serap peserta didik .
Langkah- langkah strategi dalam pengembangan kusikulum
sebenarnya banyak sekali dan modelnya. Misalnya, model pengembangan
Briggs,Model Benathy,Model kemp,Model-model tersebut memiliki perbedaannya
terletak pada istilah yang digunakan, urutan dan kelengkapan
langkahnya. Sedangkan persamaannya terletak pada :
1. Kegiatan yang membantu menetukan masalah
pendidikan dan mengorganisasai alat untuk memecahkan masalah tersebut.
2. Kegiatan yang membentuk menganalisis dan
mengembangkan pemecahan masalah tersebut.
3. Kegiatan yang melayani keperluan evaluasi
pemecahan masalah tersebut.
Selain itu, langkah–langkah pengembangan kurikulum secara umum
memiliki persamaan sebagai berikut :
1. Identifikasi kebutuhan
2. Analisis dan pengukuran
3. Penyusunan desain kurikulum
4. Validasi kurikulu (uji coba dan
penyempurnaan)
5. Implementasi kurikulum
6. Evaluasi dan penyempurnaan kurikulum
Berdasarkan pada
analisis SWOT diatas diketahui bahwa pengembangan kurikulum di Indonesia masih
berorientasi pada kekuatan dan keunggulan local,belum banyak beroientasi dan berbasis pada kehidupan global,sehingga
lulusannya lemah dalam berdaya saing tingkat global.
1. Identifikasi Kebutuhan
Langkah ini merupakan proses penentuan tujuan,kebutuhan,dan
prioritas kegiatan pembelajaran yang berorientasi dan berbasisi kehidupan
global,delain local.briggs menggunakan empat tahap,yaitu:
a) mengidetifikasi tujuan kurikulum secara umum
dan luas
b) menentukan prioritas tujuan
c) mengidentifikasi kebutuhan kurikulum yang baru
d) menetukan prioritas ramedialnya.
2. Analisis dan pengukuran kebutuhan
Kebutuhan ini berkenaan dengan cara mengajarkannya,agar tujuan
pembelajaran dapat berhasil secara optimal.oleh karena itu, di adakan tiga
analisis,yaitu:
a) proses informasi ,untuk menetukan tata urutan
pemikiran yang logis,
b) Klasifikasi belajar, yaitu kemampuan dan
intelektual dan kemampuan belajar informasi ,kognitif,sikap dan gerak .Hal ini
dapat mengindentifikasi kondisi belajar yang di perlukan.
c) tujuan belajar, yaitu untuk menetukan prasarat
belajar kegiatan belajar yang sesuai.
3. Penyusunan Desain kurikulum
Desain kurikulm berkenaan dengalan langkah untuk mempertimbangkan
alternatif –alternatif tindakan untuk penyusunan ,merumuskan dan menetukan
tujuan pembelajaran ,isi pembelajaran ,materi pembelajaran ,strategi
pembelajaran,dan evaluasi pembelajaran yang berbasis pada kehidupan global.
4. Validasi kurikulum (uji –coba dan
penyenpurnaan )
Langkah ini adalah untuk mengetahui keberhasilan suatu desain
kurikulum.oleh karena itu,perlu dilakukan uji coba atau si tes.
5. Implementasi Kurikulum
Implementasikan kurikulum merupakan langkah pelaksanaan kurikulm
setelah di lakukan uji-coba,perbaikan ,dan penyempurnaan .langkah –langkah
implementasi kurikulum ini di lakukan secara luas .oleh karena itu,perlu di
lakukan sosialisasi kurikulm ini memerlukan waktu yang relative lama,
bertahun-tahun,agar kurikulum yang di harafkan benar –benar bermanfaat bagi
kehidupan local bangsa dan global.
6. Evaluasi dan penyempurnaan kurikulum
Evaluasi kurikulum di lakukan dalam rangka untuk mengetahui
tingkat ke-efektivitasan kurikulum dalam mencapai tujuan pembelajaran yang di
harapkan.Evaluasi kurikulm ini berkenaan dengan aspek
tujuan,isi,metode,teknik,media,lingkungan,giuru siswa,dan komponen-komponen
lainnya dalam pendidikan.
Pendidikan islam yang berfalsalah al-qur’an sebagai sumber
utamanya, menjadikan al-qur’an sebagai sumber utama penyusunan kurikulum.
Muhammad fadhil Al-jamili mengemukakan bahwa,al-qur;’an al-karim
adalah kitab terbesar yang menjadi sumber filsafat pendidikan dan pengajaran
bagi umat islam.sudah seharusnya kurikulum pendidikan islam di susun sesuai
dengan al-qur’an dan ditambah al-hadis yang melengkapinya. Di Al-qur’an dan
hadist di temukan kerangka dasar dan dapat di jadikan sebagai pedoman dan
penyusunan kurikulum pendidikan islam.kerangka dasar tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Sesuai dengan Al-qur’an bahwa yang menjadi
kurikulum ini adalah (Intra culuculer) pendidikan islam adalah “tauhid” dan
harus di mantapkan sebagai unsure pokok yang tidak dapat di rubah.pemantapan
kalimat tauhid sudah di mulai semenjak bayi di lahirkan dengan memperdengarkan
azan dan iqomah terhadap bayi yang baru di lahirkan.
Dari Husain bin Ali berkata
kepada Rasulullah Shalallahu’alaihi
wassalam, Barang siapa yang
lahir anaknya maka azankan ia di telinga kanan anak itu, dan iqomahkan di
telinga kiri anak itu dan anak itu tidak di mudharatkan oleh jin. hadist di
riwayatkan dalam kitab ibn al-syumi. Tauhid berasal dari kata wahiah atau wahid
yang berarti bahwa tuhan itu esa tidak ada duanya, tidak ada lgi suatu zat
keabasian lainnya,yang maha luhur,tak tersaingi tak tertandingi,tak dapat di
samai tak berlawanan. Menurut Muhammad
Fazlur Rahman Ansar, tauhid sebagai filsafat dan pandangan hidup umat islam
meliputi konsep ketauhidan Allah, ketauhidan alam semesta, ketauhidan dalam hubungan Allah dan
kosmos, ketauhidan kehidupan, ketauhidan natural, dan supernatural.
Dari uraian di atas dapat di simpilakan bahwa dengan tauhid kita
dapat mewujudkan tata dunia yang harmonis kosmos yang penuh tujuan persamaan
sosial persamaan kepercayaan, persamaan jenis dan ras,persamaan dalam aktifitas
dan kebebasan bnahkan seluruh masyarakat dunia adalah sama yang di sebut
‘’Ummatan Wahidah “. Dengan
demikian maka tauhid merupakan prinsip utama dalam seluruh di mendi kehidupan
manusia baik dalam aspek hubungan vertikal antara manusia dengan tuhan dan
hubungan horizontal antar manusia dengan sesamanya,tauhid yang seperti inilah
yang dapat menyusun pergaulan manusia secara harmonis sesamanya,dalam rangka
menyelamatkan manusia dan keprimanusiaan dalam pencapaian kehidupan yang
sejahtera dan bahagia dunia dan akherat,termasuk di dalam pergaulan dalam
proses pendidikan.
1.) Kurikulum inti (Intra Curiculer ) selanjutnya
adalah perintah ‘membaca ayat-ayat allah yang meliputi 3 macam ayat yaitu:
1. Ayat Allah yang berdasarkan wahyu
2. Ayat Allah ysng ada pada diri manusia ,dan
3. Ayat Allah yang terdapat didalam semesta di
luar dari manusia.
Firman Allah Subhanahu
wa ta’alaa dalam surat Al-Alaq ayat 1-5,
“Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.”
Ditinjau dari segi kurikulum sebenarnya firman Allah Subhanahu
wa ta’alaa itu merupakan bahan pokok pendidikan yang
mencakup seluruh ilmu pengetahuan yuang di butuhkan oleh manusia.membaca selain
melibatkan proses mental yang
tinggi, pengenalan, ingatan,pengamatan, pengucapan dan
pemikiran. Kerangka kurikulum pendidikan islam,yang jika di jabarkan sebagai
berikut :
1. Bacalah ,dengan menyebut nama Allah yang
menciptakan.Hal ini erat hubungannya dengan ilmu naqli (perennial knowledge)
2. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah
Ayat tersebut
mendiring manusia untuk mengintropeksikan menyelidiki tentang dirinya di mulai
sari proses kejadia dirinya.
3. Bacalah ,dan tuhanmulah yang paling
pemurah,yang mengajarkan (manusia ) dengan perantaraan kalam.
Dari ayat yang pertama kemudian di kembangkan dalam bentuk
ilmu-ilmu yang berhubungan dengan wahyu Allah yang termuat di dalam
Al-qur’an.yang kedua di kembangkan mengenai hal-hal yang berhubungan diri
manusia sebagai makhluk yang di ciptakan tuhan, yang ketiga berhubungan
dengan alam sekitarnya, berkaitan dengan amal.ketiga macam
ayat itu tersebut jiwanya adalah tauhid’. di sinilah letaknya nilai
kurikulum pendidikan islam sebab menurut islam, semua pengetahuan datang
dari tuhan, tetapi cara penyampaiannya berbeda-beda.
Maka prinsip-prisip al-qur’an merupakan bahagian tak dapat di
pisahkan yang memaduka diantaranya mata pelajaran yang membentuk sebuah kurikulum. Walaupun
nampaknya berpisah akan tetapi sama sekali jangan di artikan maka tidak ada
kaitannya satu sama lain.Malahan ilmu itu satu adanya sekedar untuk analisa
saja. (Hasan langgulung,(1986:35-36)
Di dalam buku sa’ad Mursa Ahmad,Tathewer Al-fikry Al-tarbawiyyah
,(1970:284-286),al- ghazali membagi ilmu pengetahuan menjadi tiga kelompok ilmu
yaitu :
1. Ilmu yang tercela banyak atau sedikit.ilmu
tidak ada manfaatnya di dunia maupun akherat,misalnya sihir,nujum,dan ilmu
perdukunan.
2. Ilmu yang terpuji banyak atau sedikit misalnya
ilmu tauhid,ilmu agama.
3. Ilmu yang terpuji pada taraf tertentu yang
rtidak boleh di alami, karna ilmu dapat membawa kepada kegoncangan iman dan
ilhad misalnya ilmu filsafat.
Di dalam kategori ilmu ini adalah ilmu mantiq (logis),ilmu
alam,ilmu ketuhanan,ilmu-ilmu tekhnik,hitung dan tingkah laku manusia.termasuk
juga ilmu sihir dan ilmu nujum (perbintangan).Dari segi kepentingan untuk
para pelajar,Ibnu khaldun membagi (mengklasifikasi )ilmu menjadi :
1. Ilmu syar’I dengan segala jenisnya
2. Ilmu falsafah seperti ilmu alam dan ketuhanan
3. Ilmu alat yang membantu ilmu agama sperti ilmu
lughoh,nahwu dan sebagainya
4. Ilmu alat yang membantu ilmu falsafah sepeti
ilmu mantiq
Pendapat Ibnu sina ilmu
pengetahuan itu ada dua jenis yaitu: Ilmu nadhori (teoritis) dan ilmu amali
(praktis) yang tergolong dalam ilmu nadhory ialah ilmu alam,dan ilmu riadhi
(ilmu urai atau matematika ).ilmu ilahi (ketuhanan)yaitu mengandung l’tibar
tentang wujud kejadian alam semesta dan isinya melalui penganalisaan yang jelas
dan jujur sehingga di ketahui siapa penciptanya.
Jenis-jenis ilmu ilmiah yang sebenarnya di jadikan substantsial
kurikulum lembaga-lembaga pendidikan islam,meskipun bentuknya harus di adakan
modifikasi,formulasi ataupun penyempurnaan sesuai sengan tuntunan masyarakat
setempat.
Untuk menjelaskan konsep kurikulum pendidikan islam perlu di
kemukakan bahwa yang di maksud dengan kurikulum (manhaj) adalah jalan terang di
lalui oleh pendidik atau pelatih dengan orang Yang dididik atau yang di latih
untuk mengembangkan pengetahuan,keterampilan, dan sikap mereka kurikulm
pendidikan islam juga mengandung unsure proses pendidikan dan semua program
pendidikan yang diikuti dan di arahkan oleh guru atau pendidik terutama untuk
mengarahkan peserta didik mencapai tujuan pendidikan islam yang di
cita-citakan,tujuan ideal hidup pribadi muslim yang di inginkan adalah untuk
meraih bahagia dunia akhirat. Firman Allah Surat Al-Qashash ayat 77,
“Dan carilah pada
apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Tujuan pendidikan islam sangat tegas dan jelas menentukan
isi kurikulum. Materi pelajarannya berdasarkan ajaran-ajaran islam. Ada empat
dasar ajaran islan yang universal menjadi isi kurikulum pendidikan islam, yaitu
:
1. Tauhid
2. Risalah (kerasulan )
3. Akhirat
4. Khalifah
Dengan demikian kurikulum pendidikan islam ialah rancangan
program pendidikan yang berakar pada ajaran tauhid yang di dalamnya terkandung
undur mengembangkan tugas kerisalahan dan kekhalifahan,agar terwujud
kebahagiaan dan keselamatan.
Dalam menjelaskan kurikulum pendidikan islam perlu di ungkapkan
pendekatan yang di gunakan dalam perencanaan dan penyusunan kurikulum
pendidikan islam agar-agar dapat berfungsi dalam hal ini ada tiga pendekatan
yang di lakukan.
1.
pendekatan agama
2. Materi pelajaran agama yang akan di sampaikan
kepada siswa harus sesuai dengan daya perkembangan
3. Dalam penyusunan
kurikulum perlu di perhatikan tiga aspek,yaitu kesinambungan,berurutan,dan
asoek keterpaduan.
Walaupun dalam beberapa hal ciri-ciri kurikulum pendidikan islam
ada kesamaanya dengan kurikulum pendidkan yang lain,namun yang pasti bahwa
kurikulum pendidikan islam tidak pernah meninggalkan dan tetap menempatkan
bahwa manusia adalah sebagai subjek dan sekaligus objek. Selain itu konperensi
pendidikan islam Internasional telah berhasil pula menyusun kurikulum
berdasarkan jenjang –jenjang pendidikan sebagai berikut :
1. Tingkat rendah ,pasa tingkat ini baha
pelajaran yang di berikan kepada sisiwa meliputi :
a) Kajian tentang al-qur’an mencakup bacaan ,qiraah
b) Di niyyah
c) Cerita-cerita dan syair-syair yang di
khususkan untuk membentuk akhlak mulia
d) Geografi
e) Matematika
f) Bahasa arab
g) Ilmu tentang alam sekitar dan dasar-dasar olmu
pengetahuan.
Mata pelajaran dalam
pendidikan islam terdiri dari:
1. Dua mata pelajaran yang bersumber dari
pengetahuan dan paranial,satu diantaranya adalah pelajaran bahasa arab
2. Dua mata pelajaran yang bersumber dari
pengetahuan yang di peroleh dari hasil kajian,satu di antaranya filsafat ilmu
dan pengajaran dalam islam.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman An Nahlawi, 1995. Pendidikan Islam Di Rumah,
Sekolah Dan Masyarakat,Jakarta, Gema Insani Press..
Adussalam, Suroso,
2011. Sistem Pendidikan Islam, Surabaya, Sukses Publishing.
Daradjat, Zakiah, dkk. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
Bumi Aksara.
Departemen Agama RI. 2006. Qur’an Tajwid dan Terjemahnya.
Jakarta: Maghfirah Pustaka.
Hasan Langgulung, 1986. Manusia dan Pendidikan Suatu
Analisis Psikologi Pendidikan, Jakarta, Pustaka Al-Husna.
Mahrudin, Amir. 2012. Kurikulum berbasis Kebutuhan peserta
didik, masyarakat, bangsa dan kehidupan Global serta analisis SWOT dan
langkah-langkah pengembangannya. Bogor, STAI Al-Hidayah.
Muslihah, Eneng.
2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Diadit Media.
Nata, Abuddin.
2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Prenada Media Group.
Prof. DR. H. Ramayulis. 2011. Ilmu Pendidikan
Islam, Jakarta, Kalam
Mulia.
Syafaruddin, dkk. 2006. Ilmu Pendidikan Islam
(Melejitkan Potensi Budaya Umat). Jakarta: Hijri Pustaka
Utama.
Yusanto, Ismail,dkk.
2011. Menggagas Pendidikan Islami. Bogor: Al-Azhar Pres
Disusun
oleh: Karin,
Nida, Nengsih
[1] Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis
Psikologi Pendidikan, Jakarta, Pustaka
Al-Husna, 1986, hlm. 176
[2] Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah Dan
Masyarakat,Jakarta, Gema Insani
Press, 1995, hlm.193.
[7] Suroso Adussalam, S. Pd, M. Pd, Sistem Pendidikan Islam, Surabaya, Sukses Publishing, 2011, hal.184-188
[8] Syafaruddin, dkk., Ilmu Pendidikan Islam (Melejitkan Potensi
Budaya Umat), Jakarta, Hijri Pustaka Utama, 2006, hlm.117.
[9] M.
Ismail Yusanto, M. Rahmat Kurnia, dkk, menggagas
Pendidikan Islami, Bogor, Al-Azhar Press, 2011, hal. 119-120.
[10] Dr. Amir Mahrudin, M.Pd.I, Kurikulum berbasis Kebutuhan peserta didik,
masyarakat, bangsa dan kehidupan Global serta analisis SWOT dan langkah-langkah
pengembangannya. Bogor, STAI
Al-Hidayah, 2012,
hlm. 53-55.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar